Kamis 06 Aug 2015 06:08 WIB

Tiga Cara Cerdas Memilih Pemimpin

Pilkada Serentak (Ilustrasi)
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Pilkada Serentak (Ilustrasi)

Oleh: Imam Nur Suharno

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilihan pemimpin daerah serentak akan segera digelar. Melalui pemilihan ini diharapkan lahir pemimpin yang amanah, bertanggung jawab, dan dapat membawa perubahan kehidupan bangsa menjadi lebih baik.

Mengingat peran kepemimpinan sangat vital dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, masyarakat tidak boleh salah dalam memilih pemimpin. Kesalahan menentukan pilihan selama lima menit dalam bilik surat akan turut menentukan nasib kehidupan bangsa lima tahun mendatang.

 

Karena saking pentingnya masalah kepemimpinan, sampai Rasulullah SAW memerintahkan kepada kaum Muslimin untuk mengangkat seorang pemimpin meskipun hanya bertiga (HR Abu Dawud). Karena itu, momentum lima tahunan ini tidak boleh disia-siakan atau golput. Tindakan golput atau tidak turut memilih berarti memberikan kesempatan untuk menang kepada calon pemimpin yang kurang baik.

Agar tidak salah dalam memilih, ada cara cerdas yang perlu diperhatikan dan ikuti. Pertama, pilihlah pemimpin yang terbaik. Pilihlah pemimpin yang amanah, bertanggung jawab, dan berkomitmen terhadap ajaran agamanya. Sebab, jika terhadap agamanya saja tidak punya komitmen menjalankan ajarannya, apalagi komitmen terhadap rakyat yang memilihnya.

Salah satu indikasi pemimpin yang berkomitmen terhadap agamanya adalah yang aktif ke masjid. Rasulullah SAW bersabda, “Apabila kamu melihat seseorang aktif ke masjid, maka saksikanlah bahwa ia adalah orang yang beriman (saleh). Karena Allah SWT berfirman bahwa yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir.” (HR Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Mardawaih, dan al-Hakim).

Dan termasuk kategori berkhianat kepada Allah, rasul-Nya, dan kaum Muslimin adalah jika tidak memilih pemimpin yang terbaik (saleh). Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang memilih seorang pemimpin padahal ia tahu ada orang yang lebih pantas (saleh), maka ia telah mengkhianati Allah, rasul-Nya, dan kaum Muslimin.” (HR Hakim). Naudzu billah.

Kedua, shalat Istikharah dan bermusyawarah. Jika mengalami kesulitan dalam memilih pemimpin, sebaiknya lakukan shalat Istikharah dan bermusyawarahlah dengan orang-orang yang mengetahui persoalan memilih pemimpin agar tidak salah.

Dalam hal ini Rasulullah SAW menegaskan tidak akan pernah kecewa orang-orang yang beristikharah dan tidak akan pernah menyesal pula orang-orang yang suka bermusyawarah (HR Ahmad).

Ketiga, hendaknya bertanya kepada ahlinya atau orang yang mengenal sepak terjang dan latar belakang calon pemimpin yang akan dipilih. Allah SWT menegaskan, “Maka bertanyalah kepada ahli ilmu jika engkau tidak mengetahui.” (QS an-Nahl [16]: 43). Semoga Allah selalu membimbing masyarakat agar dapat memilih pemimpin yang amanah dan bertanggung jawab. Amin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement