Jumat 14 Jun 2019 16:56 WIB

Peran Besar Islam untuk Portugal dan Pujian Sang Presiden

Islam berperan besar membangun peradaban Portugal.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Alhambra merupakan sebuah kompleks istana dan benteng peninggalan bersejarah sekaligus bukti jejak peradaban Islam di Eropa.
Foto: Republika TV/Kamila
Alhambra merupakan sebuah kompleks istana dan benteng peninggalan bersejarah sekaligus bukti jejak peradaban Islam di Eropa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lebih dari 500 tahun, sebagian besar Portugal dalam penguasaan Islam. Meski tak banyak monumen dalam periode tersebut, namun Portugal di masa lalu penuh dengan jejak Islam.   

“Islam ada di jiwa Portugal,” kata Presiden Portugal, Marcelo Robelo de Sousa, seperti dilansir The News Arab pada (14/6).  

Baca Juga

Pernyataan itu disampaikan Marcelo saat peringatan hari jadi Komunitas Islam Lisbon yang didirika para migran sekitar 1960-an. Meski demikian jejak Islam di Portugal lebih kuno dari itu.    

Sebagian besar wilayah yang kini menjadi Portugal pernah berada di bawah kekuasaan Islam lebih dari 500 tahun lamanya. Sekitar 711 M, pasukan Muslim berlayar dari Afrika Utara dan dengan cepat mengambil kendali atas sebagian besar Portugal dan Spanyol, yang kemudian dikenal dalam bahasa Arab sebagai al-Andalus atau Andalusia. 

photo
Pemandangan di salah satu sudut kota Bilbao,Spanyol.

“Kita kadang-kadang mungkin tidak sepenuhnya menyadari warisan mendalam yang ditinggalkan orang Arab dalam masyarakat dan budaya Portugal, tapi itu menjadi sangat penting,” kata Marcelo.

Periode Islam meninggalkan monumen penting di selatan Spanyol. Misalnya Masjid Agung Cordoba dan kompleks Istana Alhambra di Granada yang merupakan beberapa contoh paling terkenal dari arsitektur Islam yang megah.

Meski ada beberapa monumen Islam di Portugal, lima abad pemerintahan Islam meninggalkan jejak mendalam dalam bahasa dan budaya Portugis.

“Al-Andalus adalah zaman keemasan bagi umat manusia. Muslim, Yahudi, dan Kristen hidup berdampingan relatif damai, sains, dan budaya berkembang pesat. Pengaruh lima abad kehadiran Islam sangat besar,”kata sejarawan Adalberto Alves. 

Menurutnya pencapaian periode ini sering dikaitkan dengan toleransi dan kolaborasi antara berbagai kelompok agama. Selama mengakui pemerintahan Muslim dan membayar pajak, orang Kristen dan Yahudi dilindungi dan diintegrasikan dalam kehidupan budaya dan ekonomi.

Adalberto Alves telah menghabiskan 45 tahun terakhir menjelajahi pengaruh berabad-abad pemerintahan Muslim di Portugal. Karyanya bertujuan untuk menyebarkan warisan al-Andalus dan membawa Eropa lebih dekat ke dunia Islam dengan menekankan warisan budaya bersama.  

Alves mengumpulkan puisi Arab periode Andalus dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Portugis. Kontribusinya pada penyebaran sejarah kehadiran Arab di Portugal dan Spanyol diakui oleh UNESCO dengan Hadiah Sharjah untuk Budaya Arab pada 2008.

photo
Masjid Agung Kordoba, Spanyol yang kini dialihfungsikan menjadi Gereja Katedral

Selama 10 tahun terakhir Alves juga mengerjakan kamus kata-kata Portugis yang berasal dari Arab. Banyak ungkapan bahasa Portugis juga dipengaruhi bahasa Arab. 

Seperti ungkapan oxala, yang umum digunakan dalam bahasa Portugis untuk mengungkapkan harapan, yang berasal langsung dari kalimat insya Allah dalam bahasa Arab.

"Saya menemukan ada hampir 19.000 kata yang berasal dari Arab dalam bahasa Portugis, dan kamus saya terus berkembang," katanya.

Alves menjelajahi banyak daerah di mana Portugal telah dipengaruhi masa lalunya yang Islami, dari puisi dan bahasa hingga tenun karpet, musik, arsitektur, dan sains. 

Dia berpendapat bahwa tanpa ilmu navigasi yang dikembangkan orang-orang Arab, Portugis tidak akan menjadi pelaut yang terkenal dan Portugal tidak akan memiliki salah satu kerajaan kolonial yang paling lama hidup di dunia. "Pencerahan Eropa dipersiapkan oleh orang-orang Arab. Kontribusi mereka di Semenanjung Iberia yang memungkinkan," katanya.

Meski demikian, menurut Alves, hutang budaya dan intelektual kepada dunia Arab-Islam belum diakui di Eropa. Meskipun memainkan peran mendasar dalam kebangkitan Eropa dan Pencerahan Eropa, para sarjana Arab dan Muslim telah dihapus dari sejarah Eropa.

Pada abad ke-15, kerajaan-kerajaan Kristen menaklukkan benteng Muslim terakhir di al-Andalus. Itu sekaligus mengakhiri kekuasaan Islam di Semenanjung Iberia. 

Orang-orang Yahudi dan Muslim dipaksa untuk pindah agama atau diusir dari Portugal dan Spanyol, yang secara eksklusif menjadi kerajaan-kerajaan Kristen. Andrian Saputra

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement