Rabu 22 May 2019 11:50 WIB

Museum Islam Australia Dapat Respons Positif dari Warga

Museum Islam Australia

Rep: Kiki Sakinah / Red: Nashih Nashrullah
Museum Islam Australia
Foto: Visitvictoria.com
Museum Islam Australia

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE – Kehadiran Museum Islam Australia yang berlokasi di Melbourne, Australia mendapat respons positif dari warga. Dengan mengunjungi museum ini, warga bisa mengetahui dan mempelajari tentang sejarah Islam di negara itu. 

Museum ini menyediakan informasi tentang sejarah, kehidupan, dan identitas Muslim di negeri kangguru tersebut. Museum Islam ini didirikan  pengusaha Muslim Australia, Moustafa Fahour, dengan dukungan Pemerintah Federal Australia. Museum ini merupakan museum Islam pertama dan satu-satunya di negara ini.

Baca Juga

Sejak dibuka pada 2014 lalu, setidaknya lebih dari 50 ribu orang mengunjungi museum ini. Pengunjung bisa mendatangi museum yang buka enam hari dalam sepekan ini. 

Direktur Museum Islam Australia, Maryum Chaudry, mengatakan museum ini juga menyelenggarakan berbagai konferensi dan acara di berbagai bidang. 

 

Seperti halnya kaligrafi, seni sejarah, lukisan miniatur, kerajinan tangan, dan berbagai acara lainnya. Dia mengatakan, para pengunjung dapat belajar lebih banyak tentang Islam di Australia dan dunia. 

Selain itu, mereka juga bisa sekaligus mempelajari tentang para ilmuwan Muslim terkenal, kontribusi Muslim ke Australia, dan konsep dasar Islam.  

"Kami ingin mereka mengalami dan belajar tentang keindahan Islam," kata Chaudry, dilansir dari Anadolu Agency, Rabu (22/5).

Dia menambahkan, bahwa Museum Islam ini menerima respons positif dari para pengunjung dari Australia dan dari berbagai negara lainnya. Menurutnya, sebagian besar pengunjung tidak memiliki pengetahuan tentang komunitas Muslim di negara itu. 

Karena itu, mereka menjadi berpikir positif dan mendapatkan pengalaman melalui kunjungan museum tersebut. Bagi banyak orang, kata dia, kunjungan semacam itu adalah pertama kalinya mereka terlibat dengan komunitas Muslim.

"Mereka pergi dengan informasi baru dan terinspirasi. Mereka ingin belajar lebih banyak dan kembali lagi," tambahnya. 

Bahkan, Chaudry mengatakan banyak warga Australia yang mengunjungi Museum Islam ini pada hari di mana serangan teroris terjadi dua masjid di Christchurch, Selandia Baru. Saat itu, mereka datang dengan membawa bunga untuk pertama kalinya ke museum tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement