Jumat 17 May 2019 19:58 WIB

Cerita Semangat Anak-Anak Gaza Menghafal Alquran

Anak-anak Gaza selalu bersemangat menghafal Alquran.

Rep: Iit Septyaningsih / Red: Nashih Nashrullah
Sebelumnya,  Sebanyak 11 anak-anak dari Gaza yang berusia 14 hingga 19 tahun di wisuda karena berhasil menghafal Alquran. Sebelas anak ini berasal dari Jabalia Gaza bagian utara yang menjadi salah satu lokasi gempuran roket Israel.
Foto: Dok. PPPA Daarul Quran
Sebelumnya, Sebanyak 11 anak-anak dari Gaza yang berusia 14 hingga 19 tahun di wisuda karena berhasil menghafal Alquran. Sebelas anak ini berasal dari Jabalia Gaza bagian utara yang menjadi salah satu lokasi gempuran roket Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Relawan Indonesia di Palestina Abdillah Onim menuturkan anak-anak di Gaza selalu bersemangat menghafal Alquran. Tidak hanya ketika bulan Ramadhan tapi juga pada bulan-bulan lainnya. 

"Mereka selalu terpacu menambah hafalan Alqurannya. Terlebih pada Ramadhan, mereka senantiasa ‘berkomunikasi’ dengan ayat suci Alquran," ujar pria yang akrab disapa Onim ini kepada Republika.co.id, di Jakarta, Jumat (17/5).

Baca Juga

Menurutnya, kehidupan anak-anak di Palestina sangat berbeda dengan anak-anak di Indonesia. Di Palestina, mereka menghafal Alquran dalam kondisi diblokade sekaligus dijajah tapi memiliki daya ingat sangat kuat. 

Sementara di Indonesia, kondisinya aman, tenteram, dan kondusif, tapi daya ingat anak-anaknya berbeda. "Daya ingat anak-anak Palestina luar biasa, sekali menghafal tidak sedikit pun lupa. Saya lihat sendiri itu di markas Tahfidz PPPA Daarul Qur'an Indonesia cabang Palestina," kata Onim. 

 

Dia menyebutkan, sekitar 340 santri yang menghafal di PPPA Daarul Qur'an cabang Palestina. Beberapa di antaranya sudah hafal 30 juz meliputi ahkam (hukum-hukum) dan tajwidnya hanya dalam waktu kurang dari satu tahun. 

Ada beberapa alasan mengapa anak Palestina mudah menghafal Alquran. Pertama, kata Onim, mereka merupakan pemilik sekaligus salah satu pewaris bahasa Arab. 

Kedua, pendidikan atau tarbiyah dalam keluarga mereka sangat berbeda dengan di sini. "Misalnya pulang sekolah, anak-anak tidak langsung pulang ke rumah tapi ke markas tahfiz dulu untuk setoran hafalan. Ketika sedang menyetor hafalan surah Yunus dan surah Ibrahim contohnya, di saat sama mereka menghafalkan surah baru untuk setoran besok," jelasnya. 

Bagi Onim, tehnik serta cara menghafal anak-anak Palestina sebenarnya sangat sederhana, namun mereka tetap mampu melakukannya. "Inilah keberkahan Allah di tanah Palestina, Allah berkahi dengan generasi luar biasa, generasi tangguh penghafal Alquran," tegas pria yang sudah 12 tahun tinggal di Palestina ini. (Iit Septyaningsih)

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement