Kamis 09 May 2019 08:08 WIB

Mengenal Dinasti Mamluk

Mamluk berasal kata mamalik dalam bahasa Arab yang berarti ‘budak’.

Peta kekuasaan Dinasti Mamluk.
Foto: Prezi.com
Peta kekuasaan Dinasti Mamluk.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Suatu ketika, sang penguasa Muslim berdarah Mongol, Timur Lenk, pernah sesumbar, ‘’Sebagaimana hanya ada satu Tuhan di alam ini maka seharusnya hanya ada seorang raja di muka bumi.’’ Setelah ucapan itu dilontarkan, dimulailah penaklukan tiada henti ke berbagai penjuru dunia, terutama ke wilayah Timur Tengah yang makmur. Satu per satu kerajaan Islam yang dilalui disapu habis.

Timur yang lahir di Samarkand tahun 1336 M ini masih keturunan Jengis Khan. Kekejamannya dalam setiap penaklukan membuat ngeri siapa saja. Bahkan, tak segan ia membangun menara yang disusun dari mayat atau kepala musuh-musuhnya.

Namun, ambisi tokoh yang konon menganut syiah dan menyukai tasawuf tarekat Naqsyabandiyah ini akhirnya terhenti di Mesir. Pasukan Mongol berhasil dihalau pasukan Dinasti Mamluk.

Mamluk berasal kata mamalik dalam bahasa Arab yang berarti ‘budak’. Dinasti Mamluk memang didirikan oleh para budak. Mereka pada mula nya adalah orang-orang yang ditawan oleh penguasa Dinasti Ayyubiyah yang didirikan oleh Salahuddin al-Ayyubi. Para kaum budak ini kemudian dididik dan dijadikan tentara, serta ditempatkan pada kelompok tersendiri yang terpisah dari masyarakat.

Raja Dinasti Ayyubiyah, al-Malik al-Salih, menjadikan kaum Mamluk sebagai pengawal. Istri al-Malik sendiri berasal dari golongan Mamluk, yakni Syajarah al-Durr. Pada masa al- Malik, kaum Mamluk mendapat hak-hak istimewa dalam militer maupun pemerintahan.

Golongan Mamluk umumnya berasal dari etnis Turki dan Sirkasia dari Kaukasus dan Laut Kaspia. Di Mesir, mereka ditempatkan di Pulau Rau dhah, Sungai Nil, untuk menjalani latihan militer dan keagamaan. Karena itulah mereka dikenal dengan julukan Mamluk Bahri.

sumber : Mozaik Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement