Selasa 07 May 2019 19:00 WIB

Al-Khindi Sekolah Muslim Keempat yang Dibangun di Prancis

Sekolah al-Khindi dibangun pada 2006.

Muslimah Prancis di tengah kerumunan
Foto: theislamicmonthly
Muslimah Prancis di tengah kerumunan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Di Lyon terdapat sekolah Muslim al-Khindi yang terletak di pinggiran Kota Lyon, tepatnya di kawasan Decine. Sekolah ini mulai beroperasi pada 2006, namun saat itu mengalami hambatan karena tidak mendapatkan izin operasional dari Academy of Lyon, yang merupakan badan pendidikan tertinggi di kota itu.

Lembaga ini menolak izin operasional sekolah itu dan menutup sekolah dengan alasan pihak sekolah tidak memenuhi standar kebersihan dan keselamatan. Namun, Peng adilan Administratif di Lyon membatalkan penutupan itu. Alhasil, sekolah al-Khindi bisa membuka ajaran baru pada Maret 2007. Menurut tokoh-tokoh Muslim Prancis, apa yang dialami sekolah al-Khindi justru men do rong warga Muslim untuk membuka sekolah serupa.

Baca Juga

Al-Khindi merupakan sekolah Muslim keempat di Prancis. Menurut sebuah sumber, sekolah Muslim pertama di Prancis adalah l’école Primaire Taalim-al- Islam yang dibuka sejak 1990 di daerah La Réunion. Réunion adalah sebuah pulau milik Prancis berpenduduk sekitar 800 ribu orang yang terletak di Samudra Hindia, sebelah timur Madagaskar.

Sayangnya, perkembangan sekolah itu tidak begitu terdengar lagi. Di al-Khindi, pelajar perempuan diperbolehkan mengenakan jilbab. Di Prancis jilbab disebut dengan ‘hijab’. Namun, di sekolah-sekolah umum yang di selenggarakan Pemerintah Prancis, penggunaan hijab dan berbagai atribut maupun simbol keagamaan lainnya, dilarang.

Pada 11 Mei 2012, saya berkesempatan mengunjungi sekolah al-Khindi. Sekolah ini memiliki lahan yang luas dan sangat representatif untuk belajar. Selain pendidikan sekolah dasar, al-Khindi juga me nyelenggarakan pendidikan setara SMP dan SMA.

Sekolah ini mengalami perkembangan yang sa ngat menggembirakan. Pada tahun ajaran pertama, sekolah ini menerima lebih dari 500 pendaftar calon murid. Namun, tak semua pendaftar bisa diterima mengingat al-Khindi hanya mampu menampung 200 murid.

Selain mengikuti kurikulum yang berlaku di Lyon, sekolah ini juga memberikan mata pelajaran tambahan keislaman, yakni tentang Alquran, bahasa Arab, kaligrafi, sejarah dan peradaban Islam, serta hukum Islam.

Rakhmat Hidayat

Dosen Jurusan Sosiologi Unversitas Negeri Jakarta; Mahasiswa Doktoral Departemen Ilmu Pendidikan Universitas Lumiere Lyon 2 Prancis

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement