Jumat 03 May 2019 15:45 WIB

Umat Islam di Bolivia Luruskan Stigma Negatif

Pemberitaan negatif tentang Islam telah membentuk opini bahwa Islam agama teror.

Bolivia
Foto: Reuters
Bolivia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Islamic Center Bolivia, Mahmud Amir Abusharar, Islam tidak sekalipun mengajak pada kebencian. ''Islam menyerukan untuk bersikap baik, jujur, dan menghargai perbedaan, bukan untuk menunjukkan sikap agresif,'' papar Abusharar.

Lebih jauh, dia menolak adanya stigma serta tudingan negatif. Dirinya sepakat jika yang dikemukakan adalah bersifat kritikan yang membangun sehingga bisa menjadi fungsi kontrol dan koreksi.

Baca Juga

Abusharar mengatakan, ''Kita hidup di sebuah negara demokratis. Dengan demikian, jika kita ingin menjaga iklim demokrasi yang kondusif, hendaknya kita menjauhi sikap-sikap saling curiga seperti itu.''

Dia justru curiga, ada kelompok yang punya kepentingan tertentu. Mereka tidak menginginkan stabilitas. Mereka juga tidak senang melihat Islam berkembang dan memiliki hubungan baik dengan banyak kalangan. ''Mereka punya agenda khusus. Mereka mengarang sesuatu tentang umat Muslim dan ingin membenturkan dengan kelompok lain, ujarnya.

 

Pihak Islamic Center mempersilakan siapa pun yang ingin melihat dari dekat kondisi sebenarnya dan apa saja yang diajarkan.

Pada bagian lain, Abusharar meminta agar masalah politik tidak dicampuradukkan dengan kehidupan keagamaan. Dia yakin, bukan masyarakat Muslim Bolivia yang menjadi sorotan pihak asing.

Bila muncul persoalan dengan kebijakan pemerintah, lanjut dia, tidak lantas tersangkut dengan umat Islam. Dalam kaitan ini, dirinya dan segenap umat tidak sepakat bila ada motif untuk mengecam pemerintah.

Menurut Abusharar, kelompok-kelompok inilah yang harus diwaspadai. Tak hanya oleh Pemerintah Bolivia, umat Islam, melainkan juga oleh Pemerintah AS. Mereka ingin menunjukkan bahwa semua pihak merupakan musuh AS.

''Saya pastikan, semua yang dialamatkan kepada kami, tidaklah benar. Saya kerap bertemu dengan warga AS dan kami saling menghormati satu sama lain. Jadi, kita punya musuh bersama,'' ujar Abusharar mengingatkan.

Baginya, sebagian besar warga Barat tetap memiliki tenggang rasa terhadap umat Muslim. Hanya saja, pemberitaan negatif tentang Islam telah membentuk opini sedemikian rupa hingga memersepsikan Islam sebagai agama teror.

''Jika mereka berpikir jernih serta memiliki pemerintah yang bijak, omong-kosong seperti itu akan dikesampingkan,'' paparnya.

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement