Jumat 19 Apr 2019 13:45 WIB

Umat Islam di Mozambik Nikmati Kebebasan Beribadah

Pemerintah Mozambik akui hak beragama umat Islam.

Muslim Mozambik
Foto: Wikipedia
Muslim Mozambik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terdapat 17,9 persen Muslim di Mozambik dari total populasi negara yang berada di Afrika bagian selatan ini menurut sensus National Institute of Statistics pada 2007.

Sebagian besar Muslim Mozambik menganut Mazhab Suni Syafii. Muslim Mozambik terutama terdiri dari masyarakat adat Mozambik, keturunan warga Asia Selatan (India dan Pakistan), dan sebagian kecil dari Afrika Utara dan imigran Timur Tengah.

Baca Juga

Memang mayoritas penduduk Mozambik memeluk Kristen. Jumlah keseluruhannya mencapai 56,1 persen. Sedangkan, 18,7 persen penduduk negara yang berbatasan dengan Afrika Selatan, Swaziland, Tanzania, Malawi, Zambia, dan Zimbabwe menyatakan tak beragama. Sementara, sisanya 7,3 persen menganut beragam keyakinan.

Akan tetapi, konstitusi Mozambik mengatur bahwa semua warga negara memiliki kebebasan mempraktikkan atau tidak menjalankan agama dan memberikan hak denominasi agama untuk mengejar tujuan-tujuan agama secara bebas.

Pemerintah di semua tingkatan menghargai hak-hak ini dan berusaha melindunginya secara penuh serta tidak menoleransi pelecehan, baik oleh pelaku pemerintah maupun sipil. Pemerintah tidak mendukung agama tertentu, juga tidak ada agama dominan di negara.

Undang-undang mengharuskan lembaga keagamaan dan organisasi misionaris untuk mendaftar kepada Departemen Kehakiman, mengungkapkan sumber utama pendanaan mereka, dan memberikan nama-nama anggota minimal  500 orang. Tidak ada manfaat atau hak istimewa tertentu terkait dengan proses pendaftaran ini.

Terdapat tiga organisasi Islam utama di Mozambik, yaitu Kongres Islam, Dewan Islam, dan Komunitas Muslim Asian. Organisasi keagamaan nonpemerintah didanai oleh Kuwait dan Sudan. Sebuah LSM Badan Muslim Afrika fokus pada kegiatan kemanusiaan, seperti yang dilakukan Lembaga Pengembangan Muslim Aga Khan.

Konstitusi memberikan hak kepada kelompok agama untuk memperoleh aset sendiri. Hukum di negara dengan ibu kota Maputo yang terletak di pengujung bagian selatan ini mengizikan mereka memiliki dan mengoperasikan sekolah.

Meningkatnya populasi imigran Asia Selatan di negara yang merupakan anggota Komunitas Negara-Negara Berbahasa Portugis dan Persemakmuran ini, memiliki hubungan yang kuat dengan keberadaan sekolah Islam di negara tersebut.

Pada 2003 dan 2004, sekolah dasar dan menengah Islam didirikan di sejumlah kota, antara lain Matola, Xai-Xai, Nampula, Nacala, dan Pemba. Pembangunan sekolah ini banyak dilakukan berkat pembiayaan dari Badan Muslim Afrika atau dari tokoh Muslim lokal terkemuka, yang kebanyakan merupakan keturunan Asia Selatan. Sebuah organisasi Sudan juga telah menyediakan dana untuk sekolah-sekolah di Xai-Xai dan Nampula.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement