Ahad 07 Apr 2019 23:11 WIB

Islam di Honduras, Kontribusi Imigran Timur Tengah

alasan imigran asal Timur Tengah dan Afrika datang karena persoalan dalam negeri.

Pantai cantik di pesisir Honduras.
Foto: flickr
Pantai cantik di pesisir Honduras.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kawasan Amerika Tengah sejak lama telah menjadi tujuan para imigran asal Timur Tengah. Beragam alasan kedatangan mereka ke sini. Misalnya, sikap toleran dari penduduk lokal dan terbukanya kesempatan memperbaiki taraf kehidupan.

Selain itu, alasan imigran asal Timur Tengah dan Afrika datang karena persoalan dalam negeri yang menimpa mereka. Maka itu, tak mengherankan jika kemudian dikatakan bahwa Amerika Tengah bagaikan negara kedua bagi para imigran tersebut.

Sejarah mencatat, imigran Arab dan Afrika adalah yang pertama datang ke Amerika jauh sebelum Christopher Columbus yang menemukan benua itu. Mereka adalah umat Muslim yang menghindari represi dari kaum Nasrani setelah jatuhnya Andalusia (Spanyol). Setelah itu, semakin deras arus kehadiran imigran asal Arab pada abad ke-19 dan ke-20. Alasan mereka karena adanya gejolak yang terjadi Tanah Arab, khususnya Palestina dan Afghanistan.

Salah satu negara yang menjadi tujuan para imigran itu adalah Honduras. Negara yang bertetangga dengan Guatemala, El Savador, dan Nikaragua ini dikenal sebagai ‘Republik Pisang’. Sebab, Honduras dikenal sebagai penghasil pisang terbesar di dunia.

Selain pisang, komoditas utama di bidang perkebunan adalah kopi. Selain sektor pertanian dan perkebunan, Pemerintah Honduras juga gencar mendorong sektor perdagangan dan industri.

Mereka ingin keluar dari jerat kemiskinan. Honduras tercatat masuk kategori negara dengan penghasilan menengah ke bawah. Oleh karena itu, pembangunan di segala bidang merupakan keharusan demi mencapai kesejahteraan. Menjadi tanggung jawab segenap elemen bangsa untuk turut berpartisipasi mewujudkan tujuan bersama tadi.

Termasuk, para imigran asal Timur Tengah. Honduras mulai menerima kehadiran gelombang imigran Arab sekitar tahun 1896 hingga 1918. Sebagian besar imigran itu adalah warga keturunan Arab asal Palestina.

Secara demografi, kebanyakan merupakan kaum Nasrani, namun terdapat pula umat beragama Islam. Namun, mereka bisa cepat berbaur dengan warga lokal serta mulai menjalani kehidupan baru.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement