Ahad 31 Mar 2019 23:44 WIB

Di Maroko, Paus Fransiskus: Misi Kita Bukan Kristenisasi

Paus Fransiskus mendapat kritik terkait penolakannya atas Kristenisasi.

Paus Fransiskus
Foto: EPA-EFE/CIRO FUSCO
Paus Fransiskus

REPUBLIKA.CO.ID, RABAT— Paus Fransiskus mengatakan kepada komunitas Katolik di Maroko pada Ahad (31/3) bahwa peran mereka di negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam bukan mengubah keyakinan tetangga-tetangga mereka melainkan hidup berdampingan dalam suasana persaudaraan dengan semua penganut agama lain. 

Paus telah menggunakan lawatan dua-harinya untuk menekankan dialog antar-keyakinan. Dia juga mendukung usaha-usaha Raja Maroko Mohammed VI untuk menyebarkan wajah Islam yang mempromosikan dialog antar-agama dan menolak kekerasan atas nama Tuhan.  

Baca Juga

Maroko memiliki sekitar 23 ribu pengikut Katolik Roma atau lebih satu persen dari 35 juta penduduk . Sebagian besar pemeluk Katolik Roma itu eksptriat berkebangsaan Eropa dan imigran sub-Sahara Afrika. 

“Orang-orang Kristen merupakan minoritas kecil di negara ini. Saya pikir ini bukan masalah, walau saya menyadari berkali-kali sebagian dari Anda mengalami kesulitan,” katanya dalam pertemuan dengan para pemimpin komunitas Katolik di katedral Rabat.  

Pemeluk-pemeluk Katolik konservatif telah sering mengkritik sikap Paus yang menentang usaha-usaha mengajak orang-orang di luar untuk memeluk Katolik.  “Gereja tumbuh bukan melalui ajakan yang memaksa tetapi melalui daya tarik,” kata Fransiskus kepada hadirin yang memberi sambutan hangat.

“Ini artinya, saudara-saudaraku, bahwa misi kita orang-orang yang sudah dibaptis, para imam dan orang-orang yang dikuduskan, sesungguhnya tidak ditentukan oleh jumlah atau ukuran kawasan yang kita kuasai, tapi lebih oleh kapasitas kita mendorong perubahan dan membangkitkan keajaiban kasih sayang,” tutur dia.

Penguasa Maroko tidak mengakui orang-orang Maroko yang pindah agama ke Kristen, banyak yang beribadah di rumah-rumah secara rahasia. 

Pindah agama dari Islam ke Kristen dilarang, sebagaimana di banyak negara Muslim -dan upaya mengajak pindah agama dijatuhi hukuman hingga tiga tahun penjara.  “Masalahnya bukan kapan kita sedikit dalam hal jumlah, tetapi kapan kita tidak signifikan,” kata Fransiskus, seraya menambahkan komunitas Katolik diajak menjadi bagian dari dialog antar-agama di dunia yang dicabik-cabik oleh kebijakan-kebijakan ektremisme dan perpecaha.  

Pada Sabtu, Paus Fransiskus dan Raja Mohammed VI mengunjungi sebuah institut yang kerajaan itu dirikan untuk melatih para imam dan juru dakwah laki-laki dan perempuan dari agama Islam. 

 Maroko telah mempromosikan dirinya sebagai oase toleransi agama di kawasan yang dicabik militansi. Pelatihan ditawarkan kepada pendakwah dari Afrika dan Eropa.   

 

sumber : Reuters/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement