Jumat 29 Mar 2019 15:54 WIB

Mahometan dan Lahirnya Komunitas Muslim di Selandia Baru

Mahometan sebutan awal umat Islam di Selandia Baru.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agung Sasongko
Umat Muslim berdoa di taman di luar Masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru, Senin (18/3).
Foto: AP Photo/Vincent Yu
Umat Muslim berdoa di taman di luar Masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru, Senin (18/3).

REPUBLIKA.CO.ID,WELLINGTON -- Keberadaan komunitas Muslim di Selandia Baru menjadi lebih disoroti pasca serangan teror yang terjadi di dua masjid di kota Christchurch pada 15 Maret lalu. Muslim sendiri tercatat hanya lebih dari 1 persen dari populasi Selandia Baru. 

Sebagian besar mungkin memandang bahwa komunitas Muslim terbilang baru hidup di negeri Kiwi tersebut. Namun, catatan sejarah menunjukkan bahwa Islam pertama kali tiba di Selandia Baru pada 1769 melalui dua Muslim asal India. 

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di The Conversation seperti dilansir dari Stuff, Jumat (29/3), disebutkan bahwa beberapa dokumen resmi dan karya ilmiah menyebutkan tahun 1840 dan 1874 sebagai periode penting di mana umat Islam pertama kali diakui sebagai sebuah kelompok.

Penulis artikel tersebut, Abdullah Drury, menyebutkan umat Muslim awal di negara itu sebagian besar datang dari India Britania atau sejumlah negara di anakbenua India di bawah kekuasaan Britania. 

Sensus pemerintah pada 1874 mendokumentasikan sebanyak 17 Mahometan (merujuk pada Muslim) tinggal di Otago (16) dan Auckland (satu). Dokumen-dokumen lama ini menyebut Muslim dan Islam sebagai Mahometan, Mahommedan, Mohammedan, Mohemmadanism, atau Muhammadanism. Sebutan tersebut adalah istilah kuno dengan konotasi merendahkan, yang menggambarkan atas nama nabi Muhammad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement