Selasa 19 Mar 2019 12:48 WIB

Para Konselor Dampingi Murid Sekolah Islam di Selandia Baru

Guru menginginkan keadaan kembali normal pasca-terorisme di Selandia Baru Jumat lalu.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Hasanul Rizqa
Seorang gadis kecil berjalan untuk meletakkan bunga di dinding Kebun Raya di Christchurch, Selandia Baru, Ahad, (17/3/2019). Meletakkan bunga sebagai aksi solidaritas pascapenembakan di dua masjid kota Christchurch pada Jumat (15/3).
Foto: AP / Vincent Thian
Seorang gadis kecil berjalan untuk meletakkan bunga di dinding Kebun Raya di Christchurch, Selandia Baru, Ahad, (17/3/2019). Meletakkan bunga sebagai aksi solidaritas pascapenembakan di dua masjid kota Christchurch pada Jumat (15/3).

REPUBLIKA.CO.ID, AUCKLAND -- Aksi terorisme yang terjadi di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, pada Jumat lalu masih meninggalkan duka dan kesan batin pada diri masyarakat setempat. Imbasnya tidak terkecuali pada anak-anak sekolah.

Para murid dari dua sekolah Muslim di Kota Auckland diajak untuk mengungkapkan kerisauannya oleh para pejabat setempat. Sejumlah konselor tampak mendampingi mereka. Sebanyak tujuh ratus murid dari Zayed College for Girls dan Al-Madinah School di Mangere menerima konseling untuk mengatasi trauma.

Baca Juga

Pasca-tragedi Christchurch hingga awal pekan ini, gerbang sekolah mereka tampak dijaga sejumlah petugas kepolisian bersenjata. Hal itu menjadi pemandangan yang tidak biasa bagi para murid. Kepada mereka, Kepala Sekolah Zayed Regina Rasheed menjelaskan tentang apa yang terjadi pada Jumat lalu.

"Kami merasa itu sangat penting bagi mereka untuk kembali belajar dan mengajar, bahwa apa yang terjadi tidak membuat hidup mereka lebih resah, bahwa sekolah itu normal," kata Rasheed seperti dilansir dari Newshub, Selasa (19/3).

Dia mengakui, perlindungan dari aparat kepolisian itu masih diperlukan. Bagaimanapun, pihak guru terus mengomunikasikan keadaan yang ada kepada para murid. Menurut dia, para gadis di kelas menengah cenderung lebih mudah memahami keadaan saat ini daripada murid-murid yang lebih kecil.

Mereka hanya perlu diberi tahu jika penjaga polisi tersebut berkewajiban di sana untuk melindungi mereka. Pada intinya, dia ingin murid-muridnya memahami, kehadiran aparat sama sekali tidak berarti mengintimidasi mereka.

"Mengkhawatirkan memang. Saya bahkan menganggapnya menakutkan, sehingga saya hanya bisa membayangkan apa yang anak-anak rasakan. Tapi sekali lagi hari ini adalah tentang menegakkan dukungan kepada para gadis ini, sehingga mereka merasa nyaman dan aman," tambahnya.

Sementara itu, pemilik sekolah Zayed, Aiyub Khan, mengatakan perlu ada inisiatif-inisiatif kebaikan sebagai respons atas tragedi terorisme ini, alih-alih kecemasan berlebihan. Dia juga berharap, keadaan akan kembali normal sehingga setiap sekolah dapat melakukan aktivitas seperti biasa. Demikian pula bagi para siswa Al Zayed College.

"Islam mengajari kami jika mereka melakukan sesuatu yang buruk pada anda, anda membalasnya dengan baik dan musuh anda yang bersumpah itu menjadi teman Muslim anda," kata Khan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement