Sabtu 09 Feb 2019 13:56 WIB

Perbedaan Kumandang Azan di Indonesia dan Australia

Kumandang azan dilakukan secraa lepas di Indonesia.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Ani Nursalikah
azan (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
azan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang guru dari Greanville East Public School, Sydney, Australia, Nasim Zereka mengungkapkan sering mengemban pelajaran mengenai Indonesia di sekolah tempatnya mengajar, tanpa tahu keadaan yang sebenarnya terjadi di Indonesia.

Dia mengatakan di Australia suara kumandang azan hanya boleh terdengar di dalam masjid. Hal ini mengingat penduduk Muslim tergolong sedikit di Australia.

“Hati saya sangat tersentuh saat mendengar gema azan di Indonesia yang begitu lepas dan seluruh orang menghormatinya, termasuk non-Muslim,” kata Nasim saat ditemui Republika.co.id di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (8/2).

Nasim juga mengaku sangat mengapresiasi pemerintah Indonesia dalam menyunjung kesetaraan gender, dilihat dari banyaknya wanita yang memiliki posisi penting dalam pemerintahan. Hal ini, kata dia tentu akan sulit ditemui, khususnya di negara-negara Muslim lain.

“Saya juga sangat menyukai lantunan pembacaan Alquran yang dibacakan orang-orang Indonesia, sebagai orang yang lahir di Lebanon, saya merasa cukup iri,” kata dia.

Dalam program AIMEP yang berlangsung selama dua pekan (28 Januari-9 Februari) ini, kelima peserta yang terdiri dari tiga perempuan dan dua laki-laki dari Sydney dan Melbourne yang bekerja di bidang pendidikan, pengembangan masyarakat, sosial, dan layanan finansial diajak bertemu dengan organisasi-organisasi Islam, para pemimpin komunitas, akademisi dan media, serta berkunjung ke pesantren.

Selain tentang keislaman, mereka juga akan diajak berkunjung ke beberapa tempat ibadah seperti Masjid Istiqlal yang akan diadakan hari ini, Jumat (8/2). Di sisi lain, 10 delegasi Muslim Indonesia juga akan diajak berkunjung ke Australia untuk melihat langsung keunikan dunia Islam disana.

Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan mengatakan program Pertukaran Tokoh Muslim Muda membangun pemahaman mendalam bagi masyarakat Australia tentang Islam di Indonesia. Bagi masyarakat Indonesia, kesadaran lebih besar tentang masyarakat Australia yang multikultural.

"Di dunia di mana intoleransi semakin meningkat, dua negara tetangga dekat seperti Indonesia dan Australia dapat menunjukkan kepada dunia pentingnya saling pengertian,” kata Quinlan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement