Kamis 15 Nov 2018 12:08 WIB

Siswi 10 Tahun Terima Surat Ancaman Islamofobia di AS

Ada dua surat diterima siswa itu yang salah satunya berisi ancaman akan membunuhnya.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Andi Nur Aminah
Muslim Amerika
Muslim Amerika

REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON -- Seorang siswi Muslim di sekolah dasar Framingham School District yang masih berusia 10 tahun menerima dua surat ancaman yang ditulis dengan tulisan tangan. Surat itu didapatkannya di kamar kecil. Kasus ini sedang diselidiki polisi sebagai kejahatan rasial.

CNN melaporkan, surat pertama diterima siswi kelas 5 itu pada Jumat (9/11) lalu. Di surat itu tertera tulisan: "Kamu seorang teroris." Pada Selasa (13/11), ia menemukan surat ancaman kedua yang bertuliskan: "Aku akan membunuhmu."

Baca Juga

Pengawas sekolah Framingham School District, Robert Tremblay, mengatakan semua siswa di sekolahnya berada dalam ancaman bahaya, tidak hanya siswi yang menerima surat tersebut. "Keselamatan adalah prioritas kami," kata dia, dalam konferensi pers, Rabu (14/11).

Ia menjelaskan, selain penyelidikan polisi, sekolah juga melakukan penyelidikan internal secara terpisah. Keluarga siswi Muslim itu meminta namanya untuk tidak dipublikasikan guna menjaga privasi. "Ketika kamu berpikir tentang seorang anak yang berada di kelas lima. Kebencian seperti itu, kau tahu, dari mana asalnya itu? Itu bukan perasaan bawaan yang dimiliki seorang anak," tutur Tremblay.

Kepala sekolah Framingham School District, Elizabeth Simon, menuturkan, saat siswi itu melaporkan surat ancaman pertama, sekolah belum melibatkan polisi. Sekolah berharap akan ada siswa yang mengaku mengirim surat itu.

Pihak sekolah kemudian mengirim surat elektronik ke orang tua siswa untuk meminta informasi apa pun yang mungkin mereka miliki tentang insiden tersebut. Kemudian setelah ada surat ancaman kedua, sekolah segera meminta bantuan polisi.

Simon mengatakan ini adalah insiden diskriminasi pertama di sekolahnya. "Kami tidak pernah mendapatkan pesan penuh kebencian. Staf saya hancur," ungkap Simon.

Paman siswi itu, Jamaal Siddiqui mengatakan, anak yang menjadi target ancaman masih pergi ke sekolah setiap hari. "Yang dia katakan adalah dia ingin menjadi siswi yang senormal mungkin. Dia tidak ingin diperlakukan berbeda," kata Siddiqui.

Ia mengatakan, keluarganya banyak terlibat dalam kegiatan-kegiatan di komunitas Framingham selama beberapa dekade. Dia dan anggota keluarganya semua bersekolah di Framingham School District. "Saya telah mendapatkan perlakuan rasisme. Istri saya telah mendapatkan perlakuan rasisme. Sebagai orang dewasa kita tahu bagaimana cara mengatasinya. Tapi bagi keponakan kami, dia tidak tahu mengapa dia menjadi sasaran," ujar Siddiqui.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement