Ahad 16 Sep 2018 16:08 WIB

Ratusan Artikel Disajikan di Konferensi Kesehatan Global

Pencapaian keadilan dalam kesehatan membutuhkan kontribusi peneliti.

Ilustrasi Kesehatan lansia
Foto: dok. Republika
Ilustrasi Kesehatan lansia

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sedikitnya 20 pembicara kunci dari berbagai bidang kesehatan dunia berbicara tentang isu kesehatan global pada The 3rd International Conference on Global Health. Ajang ini diikuti ratusan peneliti dosen dan mahasiswa dari dalam dan luar negeri di Bali, Sabtu, (15/9).

Sedikitnya ada 132 artikel disajikan konferensi kesehatan global. Berbagai tinjauan peneliti bidang kesehatan dipaparkan peneliti dosen dan mahasiswa sesuai tema konferensi 'Membina Penelitian untuk Mengelola Kesehatan Global' yang diselenggarakan kolaborasi semua rumpun ilmu kesehatan di Universitas Indonesia.

Agus Setiawan, Peneliti dari UI, mengungkapkan pentingnya keperawatan berbasis bukti untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan neonatal atau bayi baru lahir. Sebab, profesi perawat di Indonesia memainkan peranan penting terhadap kualitas kesehatan bayi baru lahir.

“Angka kematian neonatal di Indonesia relatif stagnan dalam satu dekade terakhir. Dengan angka kematian neonatal 15 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2017, jumlah total kematian neonatal di Indonesia menduduki peringkat 8 di dunia,” ujar Agus dalam orasi ilmiahnya.

Angka Kematian Neonatus (AKN) tahun 2012 masih sebesar 19 kematian per 1.000 kelahiran menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012.

Sementara pembicara kunci dari Jepang, Keiji Moriyama, mengungkap masalah populasi penduduk tua yang menarik perhatian negara-negara maju dalam dua dekade terakhir. Di negaranya, Jepang, menurut Keiji, proporsi penduduk usia lebih dari 65 tahun sudah mencapai 27,7 persen pada tahun 2017.

“Baru-baru ini, Tokyo Medical and Dental University (TMDU) meluncurkan sebuah inisiatif yang sangat penting untuk pendidikan gigi dan penelitian di masyarakat yang super menua, seperti Jepang, di bawah dukungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains, dan Teknologi,” kata dia.

Inisiatif kunci itu bertujuan untuk menjaga angka harapan hidup sehat atau healthy life expectancy (HALE). Dalam pidato pembukaan, Wakil Rektor III Bidang Riset dan Inovasi Universitas Indonesia, Rosari Saleh, menyatakan pencapaian keadilan dalam kesehatan untuk semua orang bukan hanya tugas pemerintah, melainkan penjadi pekerjaan rumah bersama pemerintah, akademisi, industri atau sektor swasta dan masyarakat.

Menurut Rosari, masalah kesehatan global di dunia mencapai puncaknya saat ini dan bukan hanya menjadi isu di negara berkembang seperti Indonesia, tetap juga di negara maju. Sehingga penanganannya harus dilakukan secara kolaboratif dan lintas negara.

“Di seminar ini kita berkumpul untuk mendiskusikan, bagaimana perbedaan antar negara harus ditangani, akses ke layanan kesehatan harus ditingkatkan, dan ancaman penyakit global harus dihadapi,” kata Rosari.

Masih dalam rangkaian tema konferensi, juga digelar Seminar ke-3 International Workshop Ondental Research dan seminar pertama International Seminar on Clinical and Research in Dentistry. Masing-masing membahas 88 dan 46 artikel penelitian terkait.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement