Selasa 08 May 2018 16:24 WIB

Rencana Kantor Jadi Tempat Shalat di Hereford Ditolak

Lebih dari 30 warga keberatan dengan proposal itu.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Muslimah Inggris
Foto: in-islam.com
Muslimah Inggris

REPUBLIKA.CO.ID, HEREFORD -- Perencana County di Hereford, sebuah kota katedral di Herefordshire, Inggris, menolak proposal mengubah sebuah gedung perkantoran menjadi tempat ibadah. Pemohon bernama Matthew Lane dari Weobley ingin mengubah bangunan berlantai tiga di Eign Street tersebut.

Namun, lebih dari 30 warga keberatan dengan proposal itu. Perencana Dewan Herefordshire juga menolak skema tersebut.

John Bothamley dari Hereford Civic Society mengatakan rencana itu digambarkan sangat buruk. Dia mengatakan, skema ini diserahkan dengan sedikit memperhatikan peraturan bangunan.

"Tidak ada cara aman yang lepas dari ruang duduk berperabot dengan akomodasi tidur di lantai dua," kata Bothamley, dilansir di The Shuttle, Rabu (2/5).

 

Ia merujuk pada 'area wudhu' dan membuat asumsi penggunaan gedung itu kemungkinan besar untuk beribadah shalat umat Muslim, yang diperinci dalam permohonan itu akan digunakan antara pukul 06.00 dan 23.00 waktu setempat. Kalyani Menon menulis atas nama penduduk Watkins Court. Ia merasa keberatan karena lalu lintas tambahan yang akan dihasilkan dengan adanya tempat ibadah tersebut. Menurutnya, karena adanya tempat ibadah itu, halaman belakang 135 Eign Street tidak diragukan lagi akan menjadi tempat parkir untuk jamaah.

"Ini hanya dapat diakses dari Friar Street, jalan satu arah dengan lalu lintas yang berasal dari utara Barton Road ke Eign Street. Akibatnya, akan ada peningkatan besar dalam lalu lintas di sepanjang Friar Street," kata Menon.

Hal senada diungkapkan oleh John Curley yang juga tampak keberatan dengan rencana tersebut. Dia mengatakan, tampaknya hanya tersedia untuk enam ruang parkir dan itu menurutnya tidak cukup. Hal itu karena daerah ini didominasi pemukiman dengan sejumlah kecil toko ritel. Karena itu, ia menilai lokasi tersebut sangat tidak cocok untuk sebuah ruang komunitas dan rumah duka.

"Penggunaan selama tujuh hari dan 24 jam akan berdampak besar pada kualitas hidup penduduk setempat," kata Curley.

Perencana dewan mengatakan, skema tersebut gagal untuk menyediakan penyediaan parkir yang cukup dan aman bagi penggunaan yang diusulkan, yang kemungkinan akan mengakibatkan kendaraan memakan tempat keluar ke jalan raya.

Mereka mengatakan, proposal tersebut bertentangan dengan rencana daerah setempat dan lokasinya bertentangan dengan strategi inti dewan. Hal itu karena dampaknya terhadap rumah-rumah di dekatnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement