Selasa 29 Oct 2019 19:45 WIB

Saudi Berpotensi Jadi Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab

Melalui Visi 2030, Arab Saudi melakukan pembaruan kebijakan negara.

Rep: Febryan A/ Red: Nashih Nashrullah
Bendera Arab Saudi.
Foto: AP/Cliff Owen
Bendera Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH – Arab Saudi disebut semakin potensial menjadi pemimpin di Timur Tengah jika melakukan pendekatan lunak dalam berbagai kebijakan. Salah satunya dengan menjadikan kerajaan Saudi sebagai destinasi utama bagi para pelajar dari seluruh dunia yang ingin memahami Semenanjung Arab, bahasa Arab, agama Islam, dan budaya Arab. 

Hal itu disampaikan Ketua International Institute for Iranian Studies, Dr Mohammed Al-Sulami, dalam esainya yang dimuat di laman arabnews.com, Selasa (29/10). 

Baca Juga

Al-Sulami menjelaskan, potensi itu sangat besar lantaran hampir semua universitas di dunia yang mempelajari bahasa Arab dan Ilmu Islam biasanya melakukan kunjungan ke negara Arab untuk mendapatkan pemahaman mendalam terkait subjek kuliah mereka. 

Tujuannya seperti Maroko, Suriah, Lebanon, dan Mesir. Negara-negara itu menawarkan kemudahan visa bagi para pelajar ataupun para peneliti. 

 

Sedangkan Arab Saudi dalam beberapa dekade terakhir tidak menjadi tujuan lantaran dinilai sebagai negara yang tak ramah pendatang serta tertutup bagi pelajar dan peneliti. 

Namun, kondisi sekarang telah banyak berubah. Salah satunya dengan tidak stabilnya kondisi keamanan di negara-negara yang biasanya menjadi tujuan para pelajar. 

Di lain sisi, Arab Saudi juga mulai berbenah diri dengan menjadi negara yang lebih terbuka. Tentu hal ini bisa menjadikan Saudi tujuan nomor satu bagi para pelajar dan peneliti ke depannya. 

Al-Sulami pun menyarankan agar diplomasi budaya Arab Saudi diarahkan untuk mempromosikan kampus-kampus Saudi. Salah satunya dengan mendorong terjadinya pertukaran pelajar bagi mahasiswa dari departemen Timur Tengah dan Ilmu Islam di sejumlah Universitas luar negeri. 

Universitas di Arab Saudi sendiri, jelas Al-Sulami, juga harus mempromosikan diri mereka lewat konfrensi akademik internasional. Selain itu, universitas di Arab Saudi juga harus terus berupaya menciptakan atmosfir yang bersahabat bagi pelajar dan peneliti dari negara lain. 

Menurut Al-Sulami, upaya semacam itu akan menumbuhkembangkan kalangan intelektual di Saudi dan memperkaya kajian akademi untuk Arab Saudi. Selain itu, citra positif Arab Saudi juga akan terbangun.  

Kerajaan Saudi, kata Al-Sulami, harus mempromosikan keunggulan dan keunikan status Arab Saudi sebagai tanah kelahiran Agama Islam dan jantung dari wilayah Semenanjung Arab guna menarik para pelajar.

"Dimana lagi tempat terbaik untuk mempelajari bahasa (Arab) dan agama (Islam) kalau bukan di tanah kelahiran keduanya ?" ucap Al-Sulami.  

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement