Jumat 22 Feb 2019 15:00 WIB

Eksistensi Islam di Kroasia

Islam pertama kali diperkenalkan di Kroasia oleh Kekaisaran Ottoman

masjid di kroasia
Foto: wikipedia
masjid di kroasia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Islam pertama kali diperkenalkan di Kroasia oleh Kekaisaran Ottoman pada saat perang antara Kroasia dan Kesultanan Ottoman selama abad ke-15 hingga abad ke-19.

Theoharis Stavrides, dalam The Sultan of Vezirs: the life and times of the Ottoman Grand Vezir Mahmud Pasha Angelovic (1453-1474), menjelaskan, selama periode ini, beberapa wilayah Kroasia Raya berhasil dikuasai Ottoman. Banyak penduduk Kroasia memeluk Islam.

Kendati demikian, Kroasia sangat berjuang melawan Turki selama periode ini. Perang ini mengakibatkan perbatasan barat Kekaisaran Ottoman dan Eropa berada di kawasan Kroasia.

Islam, kini menjadi agama terbesar kedua di negara berbentuk bulan sabit yang berbatasan dengan Balkan di tenggara itu, setelah Kristen.

 

Menurut sensus penduduk 2011, jumlah pemeluk Islam sebanyak 1,47 persen atau 62.977 jiwa dari total penduduk negara tersebut. Sedangkan penganut Katolik Roma berjumlah 86,28 persen. Sisanya tidak beragama, Kristen Ortodoks, dan Protestan.

Dilansir dari Badan Pusat Statistik Kroasia, sebagian besar Muslim Kroasia menyebut diri mereka sebagai Bosnia (27,959). Sementara yang lain menyatakan diri sebagai Kroasia (9,647), Albania (9,594), Roma (5,039), Turki (343), Makedonia (217), Montenegro (159), dan lainnya (2,420).

Keberadaan Muslim di negara dengan sistem pemerintahan republik parlementer ini mulai disensus pertama kali pada 1931. Pada tahun itu, jumlah Muslim diketahui sebanyak 4000. Sebanyak 1200 di antaranya berada di Zagreb, yang merupakan ibu kota Kroasia.

Pada abad ke-19 ini, jumlah Muslim di Republik Rakyat Kroasia mengalami naik-turun. Pada 1948, tercatat jumlah Muslim sebanyak 1077. Namun pada  1953, jumlah Muslim menjadi 16.185 jiwa.

Hal ini disebabkan karena pada 1960, masyarakat Muslim Bosnia dianjurkan untuk membuat pengakuan kebangsaan Yugoslavia. Konstitusi Yugoslavia  1974  memperbolehkan pengakuan resmi dari Muslim sebagai kebangsaan.  

Peraturan ini menyebabkan lonjakan jumlah Muslim. Berdasarkan angka yang tercatat selama 1931-1961, dapat disimpulkan bahwa sejumlah orang percaya Muslim menyatakan diri sebagai Kroasia atau Yugoslavia.

Setelah pembubaran Yugoslavia, peningkatan tambahan dapat dikaitkan dengan masuknya Muslim Bosnia yang terjadi selama dan setelah 1992-1996, atau pada masa Konflik Bosnia.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement