Kamis 17 Jan 2019 08:28 WIB

Detak Islam di Zanzibar Kini

Dulu Zanzibar adalah sebuah kesultanan dan menjadi negara monarki setelah merdeka.

Suasana tradisi Idul Fitri di Zanzibar
Foto: Nytimes
Suasana tradisi Idul Fitri di Zanzibar

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Tidak seperti Tanganyika yang namanya menjadi sejarah setelah negara republik tersebut bergabung menjadi Tanzania, Zanzibar tetap ada hingga sekarang. Dulu Zanzibar adalah sebuah kesultanan dan menjadi negara monarki setelah memperoleh kemerdekaan dari Kerajaan Inggris. Sejak 1964, Zanzibar kembali menjadi nama kepulauan di timur pesisir Afrika.

Zanzibar menjadi bagian dari wilayah Tanzania dan terdiri atas dua pulau, yakni Unguja dan Pemba. Zanzibar dikenal dengan sumber pendapatannya yang berasal dari ekspor rempah-rempah, seperti pala, cengkih, kayu manis, dan merica, juga dari sektor pariwisata. Bersama dengan Pulau Mafia, Zanzibar kerap disebut kepulauan rempah-rempah.

Mulanya, Zanzibar dihuni oleh imigran bangsa Persia dari Shiraz (sekarang sebuah kota padat penduduk di Iran). Nama Zanzibar, menurut Wikipedia,mungkin berasal dari bahasa Persia Zangi-bar yang artinya pesisir orang hitam atau bahasa Arab Zayn Z'al Barr yang berarti daratan ini lumayan.

Zanzibar mulai dikuasai Portugal pada 1503 dan pada 1698 dikuasai Kesultanan Oman. Pada 6 April 1861, muncul konflik perebutan takhta Sultan Oman yang membuat kesultanan tersebut terpecah menjadi dua;

Kesultanan Zanzibar yang dipimpin Sayyid Majid bin Said Al-Busaid (1834-1870) dan Kesultanan Oman di bawah kepemimpinan Sayyid Turki bin Said Al-Busaid yang meru- pakan saudara Sayyid Majid.

Kesultanan Zanzibar kala itu menjajah sebagian kawasan di pesisir timur Afrika yang bernama Zanj dan juga Mombasa yang direbut dari Oman pada 1840. Mombasa menjadi bagian dari negara Zanzibar selama 123 tahun, hingga akhirnya ia diserahkan ke negara Kenya pada 1963.

Pada tahun itu, tepatnya pada 19 Desember, Zanzibar merdeka dari Britania dengan sistem pemerintahan monarki konstitusional di bawah pimpinan seorang sultan.

Negara itu berumur singkat karena pada 12 Januari 1964 sang sultan digulingkan sebelum akhirnya pada 26 April 1964 Tanzania berdiri.

Meski telah menjadi bagian dari Tanzania, kepulauan ini memiliki presidennya sendiri yang berfungsi sebagai kepala pemerintahan yang menangani urusan-urusan Zanzibar. Presiden yang memerintah sekarang, Amani Abeid Karume, diangkat pada 30 Oktober 2005 untuk kedua kalinya setelah pada periode sebelumnya menjabat posisi yang sama selama lima tahun (2000-2005).

Zanzibar memiliki sebuah kota tua bernama Stone Town, yang sekaligus menjadi kota utama dan pusat ekonomi di sana. Kota ini menyimpan budaya lama Zanzibar dan tidak banyak berubah selama 200 tahun terakhir. Di kota tersebut, rumah-rumah besar Arab masih berdiri kokoh, melam- bangkan pemilik aslinya yang bersaing satu sama lain menghiasi rumah mereka dengan kuningan dan ukir-ukiran.

Sebagian besar bangunan yang ada di Stone Town diban- gun pada abad XIX ketika Zanzibar merupakan salah satu pusat perdagangan terpenting di kawasan Samudra Hindia.

Kini, pulau yang pada abad XVII hingga XIX menjadi pusat perdagangan manusia itu menjadi rumah bagi sejumlah besar Muslim Afrika yang mendominasi jumlah penduduk di sana hingga 98 persen. Jumlah pemeluk Islam di Zanzibar lebih dari 99 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement