Selasa 15 Jan 2019 00:02 WIB

Polisi Yahudi Larang Muslim Beribadah di Dome of the Rock

Para tokoh agama Islam berusaha membujuk polisi Israel agar pergi dari gerbang masjid

Suasana Dome of The Rock di kompleks Al Aqsa, Yerusalem, Palestina beberapa waktu lalu (ilustrasi)
Foto: Oded Balilty/AP
Suasana Dome of The Rock di kompleks Al Aqsa, Yerusalem, Palestina beberapa waktu lalu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM -- Polisi Israel pada Senin (14/1) menutup pintu masjid berkubah emas Qubbatush Shakhrah (Dome of the Rock) di dalam kompleks Al-Haram Asy-Syarif, yang juga berisi Masjid Al-Aqsha di Kota Tua Jerusalem. "Polisi Yahudi menghalangi orang-orang Muslim untuk menunaikan shalat di dalam kompleks tersebut," kata beberapa pejabat Departemen Waqaf Muslim yang bertugas di masjid itu.

Para tokoh agama Islam berusaha membujuk polisi Israel agar pergi dari gerbang Masjid Qubbatush Shakhrah. Namun usaha itu sia-sia dan jamaah tak bisa masuk secara bebas.

Akibat perbuatan polisi Yahudi tersebut, para pejabat Muslim menyeru jamaah agar berkumpul di Masjid Qubbatush Shakhrah untuk memperlihatkan pembangkangan atas keputusan Israel menutup tempat suci ketiga bagi umat Muslim itu. Polisi Israel menutup masjid tersebut setelah para penjaga Muslim menolak mengizinkan seorang polisi Israel yang memakai 'kippah' di kepalanya untuk masuk ke masjid itu. 

Penjaga masjid khawatir sang polisi akan melaksanakan ibadah Yahudi di dalam masjid itu. Para penjaga tersebut berkumpul di dalam Masjid Qubbatush Shakhrah sementara polisi Israel menunggu di luar untuk menangkap mereka.

 

Orang non-Muslim diizinkan mengunjungi kompleks tempat suci umat Muslim tersebut selama jam-jam tertentu. Tapi tidak diperkenankan melaksanakan ibadah atau berdoa di dalamnya.

Kelompok Yahudi fanatik telah mendesak pemerintah mereka agar mengubah situasi tersebut dengan mengizinkan orang Yahudi beribadah di dalam kompleks tempat suci umat Muslim itu. Demikian dilaporkan kantor berita WAFA. Mereka mengklaim kompleks tersebut sebagai lokasi kuil Yahudi ribuan tahun lalu.

Ratusan orang Muslim yang biasanya menunaikan Shalat Dzuhur di Masjid Al-Aqsha dan Masjid Qubbatush Shakhrah, dua masjid terbesar di dalam kompleks tersebut, berkumpul di Masjid Qubbatush Shakhrah untuk memaksa polisi membukanya kembali. Baku-hantam pada satu tahap terjadi, saat polisi mendorong jamaah dan orang-orang yang ingin beribadah. "Aksi tersebut melukai Direktur Masjid Al-Aqsha Omar Kiswani," kata beberapa pejabat Departemen Waqaf.

Para pejabat mengatakan situasi tegang dan memperingatkan kerusuhan bisa meletus jika polisi terus menutup Masjid Qubbatush Shakhrah dan mencegah orang beribadah di dalamnya. Sebelumnya, berbagai upaya penguasa Yahudi dilakukan untuk membatasi orang beribadah di kompleks tempat suci umat Muslim itu. Langkah mereka itu telah mengakibatkan meletusnya kerusuhan di Jerusalem dan daerah lain.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement