Selasa 11 Dec 2018 23:50 WIB

Saudi Buka Peluang Wisata Selain Makkah Madinah

Obyek wisata Saudi itu adalah warisan kuno bersejarah dengan ragam latar belakang.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nashih Nashrullah
Jamaah umrah VVIP Madinah Iman Wisata berziaran ke Madain Shaleh.
Foto: Dok MIW
Jamaah umrah VVIP Madinah Iman Wisata berziaran ke Madain Shaleh.

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH — Arab Saudi adalah negara unik yang mengembangkan dan memamerkan situs-situs peninggalan paling mempesona. Negara di Tumur Tengah itu memiliki peninggalan situs arsitektur hingga arkeologi yang mengagumkan.

Dilansir di Arab News pada Selasa (11/12), negara tersebut sudah menambahkan lima harta nasional ke daftar Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 2008. 

Perinciannya, Oase Al-Ahsa, situs arkeologi Al-Hijr (Madain Salih), desa bersejarah Jeddah, seni cadas di Hail, distrik bersejarah Al-Turaif yang menjadi sisa-sisa pemukiman abad ke-15.

Distrik al-Turai terletak di pinggiran barat laut ibu kota Saudi, Riyadh. Daerah itu adalah salah satu situs warisan tertua Kerajaan Arab Saudi (KSA). Kendati, masih baru-baru ini dilirik.

Distrik itu diadu dengan latar belakang oasis Ad-Dir'iyah bersejarah. Tempat yang ada di hati masyarakat Saudi dan menjadi tempat khusus dalam sejarah Kerajaan. Sebab, tempat itu sebagai rumah asli keluarga kerajaan dan ibu kota pertama, dari 1744 hingga 1818.

photo
Situs Madain Shaleh.

Struktur daerah yang terdiri dari lumpur-bata adalah gaya arsitektur Najdi, mengabaikan pemandangan oasis dan kebun-kebun palem Wadi Hanifa.

Daerah itu masuk dalam istana bersejarah, monumen, dan gedung administrasi yang digunakan oleh Negara Saudi Pertama, seperti Istana Salwa yang menjadi rumah dari keluarga yang berkuasa pada saat itu, serta Istana Saad bin Saud.

Ad-Dir'iyah didirikan sebagai ibu kota di bawah pemerintahan Imam Muhammad bin Saud. Dia adalah pendiri Negara Saudi pertama. Saat itu, suku-suku dari seberang gurun berduyun-duyun ke kota itu. Kemudian, ada perluasan untuk mengakomodasi mereka.

Perbatasan kota membentang di sepanjang tepi lembah. Sementara dinding bata-lumpur, dirancang untuk mengatasi cuaca gurun yang keras, termasuk penangkal suhu musim panas yang mencapai 55 derajad Selsius.

Dengan lembah di bawah, lahan pertanian yang luas dan pohon-pohon palem yang menutupi sebagian besar wilayah, kota itu terus berkembang. Selama pemerintahan Imam Mohammad, ad-Dir'iyah menjadi salah satu kota terpenting di Najd. 

Berkat posisinya di jalur perdagangan dari timur ke barat, kekuatan militer keluarga al-Saud dan pentingnya bagi jamaah sebagai tempat yang memberi perlindungan dan akomodasi selama perjalanan.

Sekarang, distrik al-Turaif sedang menjalani proyek renovasi besar untuk melestarikan struktur bersejarah penting. Serta, memamerkan sebagai pengingat tempat dan waktu ihwal asal usul para pendiri Kerajaan muncul.

Itu hanyalah salah satu dari banyak proyek yang direncanakan atau sedang dilakukan untuk menjaga kekayaan nasional Arab Saudi. Serta, mengembangkannya sebagai tempat wisata utama.

Sebagai bagian dari proses yang sedang berlangsung, Komisi Saudi untuk Pariwisata dan Warisan Nasional menambahkan 19 situs arkeologi ke Daftar Antiquities Nasional pada pekan lalu. Tujuannya, mengembangkan dan melestarikan situs warisan Saudi.

Ad-Dir'iyah telah lama dianggap sebagai salah satu harta terbesar bangsa itu. Menjelang perayaan pada 1999 untuk peringatan 100 tahun berdirinya Kerajaan Arab Saudi, Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud memerintahkan pembentukan komite untuk mengembangkan Ad-Dir’iyah. 

Tujuan utamanya adalah melestarikan bangunan-bangunan batu bata dan monumen bersejarah Al-Turaif, sebagai bagian dari program yang lebih luas untuk mengembangkan situs Historic Ad Dir'iyah.

Komisi Saudi untuk Pariwisata dan Warisan Nasional (SCTH) meluncurkan banyak proyek di seluruh negeri. Hal itu sebagai  sebagai bagian dari upaya mengubah Arab Saudi menjadi salah satu tujuan pariwisata utama di Timur Tengah.

Pada 2010, Distrik Al-Turaif menjadi situs Warisan Dunia terdaftar setelah sejumlah proyek pembangunan dilaksanakan sebagai persiapan sistem inklusi. 

Program pengembangan, yang disusun oleh Otoritas Pembangunan Riyadh, bekerja sama dengan SCTH dan Ad Dir'iyah Governate berfokus pada nilai historis, politik, dan budaya kota.

Museum Istana Salwa Ad-Dir'iyah dan Masjid Imam Mohammed bin Saud adalah salah satu bangunan utama yang dikembangkan dan dilestarikan. Ada empat atraksi lain di area ini, yakni Museum Kehidupan Sosial, Museum Militer, Museum Kuda Arab, dan Museum Perdagangan dan Moneter.

Daya tarik utama lainnya adalah Al-Bujairi Park, yakni proyek pengembangan modern yang mencakup taman luas, kafe, restoran, dan galeri seni yang populer di kalangan wisatawan internasional dan penduduk setempat. Sebab, tempat itu menawarkan suasana yang santai, jauh dari hiruk-pikuk kota.

Suasana itu menjadi daya tarik rekreasi utama Historis Ad Dir'iyah antara Al-Bujairi dan Al-Turaif Quarter. Daerah itu memiliki formasi batuan curam, lorong-lorong, dan air sungai menjadikannya lokasi yang unik di ibukota.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement