Jumat 07 Dec 2018 10:20 WIB

Penceramah Pakistan Ditatar Soal Cinta dan Perdamaian

Islam adalah agama yang penuh kasih sayang dan cinta damai.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
 Jamaah menunggu saat berbuka puasa di sebuah masjid di Gujranwala, Pakistan, Ahad (22/7). (Aftab Rizvi/AP)
Jamaah menunggu saat berbuka puasa di sebuah masjid di Gujranwala, Pakistan, Ahad (22/7). (Aftab Rizvi/AP)

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD –  Para penceramah di Pakistan mengikuti Program Orientasi Islam yang diselenggarakan oleh Akademi Dakwah Universitas Islam Internasional (IIU) Islamabad, Pakistan. Orientasi ke-97 yang digelar bagi Aima dan Khutaba (penceramah) itu dimulai di Masjid Faisal di kampus tersebut. Upacara pembukaan dipimpin oleh Presiden IIU Dr Ahmed Yousif Al-Draiweesh.

Setidaknya, sebanyak 30 penceramah dari berbagai daerah di Pakistan berpartisipasi dalam kursus yang berlangsung selama tiga bulan itu. Orientasi akan mencakup perjalanan rekreasi, sesi interaktif khusus, dasar-dasar teknologi informasi (IT), dan kuliah dari para cendekiawan veteran.

Al-Draiweesh mengatakan, bahwa Aima adalah orang-orang yang paling penting dari masyarakat dan mereka adalah pembawa obor dari ajaran Islam. 

Menurutnya, penyediaan pendidikan dalam menyoroti ajaran Islam adalah visi utama dari Universitas ini dan hal yang sama adalah tujuan di balik kursus yang diselenggarakan melalui tokoh-tokoh penting masyarakat. 

Dia menekankan pada kesatuan seluruh dunia Muslim untuk mengatasi tantangan yang berlaku. Islam adalah agama yang damai dan rukun. Karena itu, kata dia, pesan ini harus menjangkau ke seluruh penjuru dunia. 

Dalam hal ini, ia mengatakan Universitas Islam Internasional Islamabad melakukan peran penting dalam menyebarluaskan pesan tersebut.

"Aima adalah guru yang hebat, dan mengajar adalah kewajiban suci, dan keberuntungan adalah mereka yang dipilih oleh Tuhan untuk tujuan ini," kata Al Draiweesh, dilansir di The News International, Kamis (6/12).

Ia menambahkan, bahwa mengajar adalah warisan para nabi, dan guru adalah pembangun masyarakat. Dia menyerukan para cendekiawan Muslim menjaga kaum muda agar jauh dari sektarianisme dan kekerasan. Menurutnya, mereka harus diajarkan cinta tanah air dan agama.

Al-Draiweesh berpendapat bahwa cinta untuk kemanusiaan dan koeksistensi damai harus dipromosikan di seluruh dunia. Program ini juga dihadiri oleh Direktur Jenderal Akademi Dakwah, Dr Sohail Hassan, Koordinator program Dr Zaheer ud din Behram, dan pejabat lainnya dari kampus IIU.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement