Kamis 15 Nov 2018 11:50 WIB

Festival Seni dan Budaya Islam Digelar di Abu Dhabi

Festival ini menampilkan diskusi panel tentang seni dan budaya Islam.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Andi Nur Aminah
Lanskap Abu Dhabi, kota tempat berlangsungnya Festival Al Burda
Foto: bbc
Lanskap Abu Dhabi, kota tempat berlangsungnya Festival Al Burda

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Kementerian Kebudayaan dan Pengembangan Pengetahuan (MCKD) Uni Emirat Arab (UEA) menggelar Festival Al Burda di Abu Dhabi, UEA. Acara yang resmi dibuka pada Rabu (14/11) di Gedung 421 di Mina Zayed itu memperlihatkan tentang masa depan seni dan budaya Islam.

Festival ini bertujuan untuk merayakan seni dan budaya Islam, mendidik generasi muda tentang tradisi Islam, dan meningkatkan kesadaran publik tentang keindahan seni Islam. Festival ini juga menyediakan platform internasional untuk seni dan budaya Islam. Di samping, mengumpulkan para pemimpin kreatif dan pribadi dari seluruh dunia untuk berkolaborasi, bertukar wawasan dan berbagi ide melalui pembicaraan, pertunjukan dan pameran.

Festival ini menampilkan diskusi panel tentang seni dan budaya Islam. Adapula pertunjukan musik dan puisi oleh band Tunisia, bersama dengan pameran kaligrafi Arab.

Menteri Kebudayaan dan Pengembangan Pengetahuan, Noora Mohammad Al Kaabi, mengatakan festival ini berusaha untuk menampilkan kebesaran peradaban Islam melalui seni yang mewakili bagian yang tak ternilai dari warisan manusia. Ia mengatakan, seni Islami mencerminkan harapan, ambisi, potensi, dan filosofi bangsa-bangsa. Karena itu, pemerintah UEA ingin dunia melihat ambisi, potensi, dan harapan pemuda di sana untuk menciptakan masa depan yang lebih baik melalui seni.

"Kami ingin menyampaikan pesan damai, toleran, jauh dari kegiatan ekstrem di kalangan pemuda, memelihara jalan Islam yang benar dan meremajakan pikiran mereka dengan seni dan budaya Islam," kata Al Kaabi, dilansir di Gulf News, Kamis (15/11).

Ia menambahkan, festival ini adalah bagian dari tanggung jawab sosial dan budaya UEA. Dia mengatakan, mereka juga akan memulihkan masjid kuno yang hancur, yakni Masjid Agung Al Nuri di Mosul, Irak. "Kami berharap untuk melihat seni Islam menyebar di seluruh UEA dan menarik kaliber internasional ke domain ini," lanjutnya.

Direktur Jenderal Otoritas Bahrain untuk Kebudayaan dan Barang-barang Antik, Shaikha Mai Bint Mohammad Al Khalifa, mengatakan bahwa seni Islam memiliki hubungan tak terpisahkan dengan orang-orang di wilayah Arab dan meliputi semua aspek kehidupan mereka. Hal itu mulai dari bangunan tempat mereka tinggal hingga ruang di sekitar mereka. Dia menekankan tanggung jawab kementerian budaya di kawasan itu, dalam melestarikan warisan budaya peradaban Islam.

Selain itu, adapula pembicara lain yang tampil di panel, di antaranya Menteri Negara UEA Zaki Anwar Nussaibah, Menteri Kebudayaan Mesir Dr Ines Abdel Dayem. Keduanya juga menekankan pentingnya seni dan budaya Islam. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement