Ahad 16 Sep 2018 21:49 WIB

Erdogan Minta Izin Berpidato di Masjid Jerman

Jerman pernah menolak Erdogan berpidato setelah kudeta gagal 2016.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersama Kanselir Jerman Angela Merkel.
Foto: Reuters/ Tobias Schwarz
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersama Kanselir Jerman Angela Merkel.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta persetujuan dari otoritas Jerman untuk berpidato di depan para ekspatriat Turki di Jerman. Ia dijadwalkan menyampaikan pidatonya dalam pembukaan masjid di Cologne pada akhir September.

Dilansir di Turkish Minute, Jumat (14/9), surat kabar Hurriyet melaporkan pada Jumat (14/9), perincian jadwal, tempat dan waktu pidato Erdogan akan diselesaikan setelah ada tanggapan dari pemerintah Jerman. Dalam pidatonya nanti, Erdogan diperkirakan akan menyampaikan terima kasih kepada komunitas Turki di Jerman.

Hal ini dilakukannya atas suara yang ia terima dari luar negeri dalam pemilihan umum dan pemilihan presiden 24 Juni lalu. Terakhir kali, Erdogan bertemu dengan ekspatriat Turki di Jerman pada Mei 2015 ketika ia menghadiri pertemuan pemuda yang diadakan di DM Arena di Karlsruhe.

Erdogan meminta berpidato di hadapan ekspatriat Turki melalui teleconference selama pertemuan pro-demokrasi setelah upaya kudeta yang gagal di Turki pada Juli 2016. Akan tetapi, permintaannya ditolak pemerintah Jerman karena alasan keamanan.

 

Situs berita Diken menunjukkan, polisi Berlin telah mengusulkan langkah-langkah keamanan yang luar biasa di ibu kota selama kunjungan Erdogan. Mereka mengkategorikannya sebagai yang paling berisiko sejak kunjungan Presiden Amerika Serikat George W Bush ke ibu kota Jerman pada 2002.

Survei surat kabar German Bild pada Selasa (11/9) mengungkapkan, mayoritas orang Jerman menentang Erdogan menyampaikan pidato selama kunjungannya. Survei lain yang dilakukan surat kabar Die Welt menunjukkan, 69 persen orang Jerman tidak menyetujui kunjungan Erdogan ke Jerman.

Fakta masjid yang akan dijadikan tempat Erdogan berpidato diperkirakan beroperasi di bawah Persatuan Islam Turki untuk Urusan Agama (DİTİB) ini memunculkan permasalahan lainnya. Dalam hubungan Turki dengan Jerman sejak DİTİB terlibat dalam skandal spionase, yang beberapa imam di masjidnya diduga melaporkan pada anggota gerakan Gulen ke konsulat Turki di Jerman.

Gerakan Gulen segera dipersalahkan pemerintah Turki atas upaya kudeta Juli 2016. Sebuah tuduhan yang dibantah keras oleh gerakan tersebut dan tidak didukung oleh pemerintah Eropa. DİTİB juga mengundang kecaman keras atas sebuah acara yang diadakan pada peringatan ulang tahun Pertempuran Dardanella. Acara yang berlangsung di salah satu masjid di Herford di Rhine Utara-Westphalia itu mempertunjukan anak-anak kecil mengenakan pakaian serdadu dan membawa senjata mainan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement