Jumat 24 Aug 2018 00:01 WIB

Opor Ayam Hangatkan Idul Adha di Swiss

Suasana akrab dan kekeluargaan terasa kental pada pertemuan tersebut.

Shalat jamaah.
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Shalat jamaah.

REPUBLIKA.CO.ID, SWISS -- Perayaan Idul Adha 1439 Hijriyah tidak hanya dirayakan Indonesia, tetapi juga di Swiss. Apabila di Indonesia perayaan Idul Adha identik dengan penyembelihan hewan kurban, di Swiss tidak ada kebiasaan serupa, cukup dengan menikmati kuliner lontong sayur, opor ayam, rendang, sambal goreng, dan makanan khas Tanah Air.

Warga Muslim asal Indonesia dari berbagai penjuru Swiss pun menyempatkan diri berangkat pagi untuk dapat menunaikan shalat Id berjamaah, demikian Pensosbud KBRI Bern kepada Antara London, Kamis (23/8). Bertindak selaku imam pada perayaan Idul Adha kali ini, yaitu Abdul Rachman, peneliti Lapan yang saat ini tengah menempuh pendidikan jenjang Strata 3, jurusan Astronomi di Universitas Bern.

Desrial Anwar bertindak sebagai penceramah Idul Adha, menceritakan mengenai makna dibalik penyembelihan hewan kurban. Peristiwa penyembelihan kurban, yang berasal dari kata taqarub mengandung makna mendekat kepada Allah SWT. Oleh karena itu Idul Adha yang dikaitkan dengan penyembelihan hewan juga disebut Idul Qurban, yaitu sebuah momentum agar umat Islam mewarisi semangat taqarub kepada Allah SWT sebagaimana yang dilakukan Nabi Ibrahim AS.

Usai shalat Idul Adha, warga Indonesia di Swiss saling berjabatan tangan dan maaf-memaafkan. Suasana akrab dan kekeluargaan terasa kental pada pertemuan tersebut.

Silaturahim antarwarga Muslim Indonesia di Swiss memang telah terbina sejak lama. Di Swiss terdapat empat kelompok pengajian masyarakat Indonesia di Bern, Zurich, Winterthur, dan Jenewa, yang kerap mengadakan pengajian bersama dan tadarus Alquran setiap satu bulan sekali.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement