Rabu 08 Aug 2018 19:39 WIB

Israel Larang Muslim Masuk Masjid Ibrahimi

Penutupan dilakukan ketika hari libur Yahudi.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Warga shalat Jumat di salah satu masjid di West Bank Hebron.
Foto: EPA
Warga shalat Jumat di salah satu masjid di West Bank Hebron.

REPUBLIKA.CO.ID, HEBRON -- Pemerintah Israel memutuskan menutup Masjid Ibrahimi di kota Hebron, Tepi Barat untuk umat Muslim dan pengunjung non-Yahudi. Pemerintah hanya mengizinkan pengunjung Yahudi ke situs suci di samping masjid tersebut untuk hari libur Yahudi.

Dilansir di Maan News, Rabu (8/8), Kepala Pejabat Hebron Endowment, Jalal al-Rajabi mengatakan pihak berwenang Israel akan menutup situs itu mulai Rabu pukul 22.00 waktu setempat hingga Kamis pukul 22.00. Masjid akan terbuka kembali untuk jamaah Muslim pada Jumat untuk shalat Jumat.

Al-Rajabi menambahkan pemerintah juga melarang azan selama periode penutupan. Sementara Fatah menolak penutupan masjid Ibrahim dan menyebutnya sebagai kejahatan pada situs suci, melawan penduduk Palestina, dan pelanggaran konvensi internasional.

Juru bicara dan anggota Fatah Civil Revolutionary Council, Usama al-Qawasmi mendesak penduduk Palestina segera menuju masjid pada Jumat demi menegaskan keberadaannya dan menunjukkan penolakan pada Israel.

Al-Qawasmi menekankan situs suci itu milik umat Islam dan Yahudi tidak punya hak. Ia juga menyerukan komunitas internasional segera menghentikan kejahatan dan rasialisme Islam.

Pembatasan parah pada penduduk Palestina selalu dilakukan oleh otoritas Israel pada hari-hari libur Yahudi. Masjid tersebut dipercaya sebagai tempat dimakamkan Nabi Ibrahim.

Situs suci itu terbagi menjadi sinagog dan masjid. Yahudi menyebut situs tersebut sebagai Goa Leluhur. Sejak pembagian, jamaah Muslim tidak diizinkan masuk situs Yahudi.

Situs itu berlokasi di pusat kota Hebron, salah satu kota terbesar di Tepi Barat. Kota Tua juga dibagi antara Palestina dan Israel. Sekitar 800 pemukim sekarang tinggal di bawah perlindungan militer Israel. Mereka dikelilingi lebih dari 30 ribu penduduk Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement