Kamis 05 Jul 2018 09:25 WIB

Jaksa Belgia Selidiki Serangan Terhadap Gadis Muslim

Muslim saat ini semakin sering menjadi target serangan islamofobia di Belgia.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Muslim di Belgia
Muslim di Belgia

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Jaksa Belgia dari Kantor Kejaksaan Charleroi menyelidiki kasus serangan terhadap seorang gadis Muslim di Kota Anderlues. Pada Rabu malam (4/7), jaksa akan memutuskan apakah serangan tersebut dipicu oleh islamofobia atau tidak.

Pada Senin malam (2/7), dua pria menyerang seorang gadis Muslim berusia 19 tahun yang identitasnya tidak diungkap polisi. Pelaku dilaporkan merobek pakaian korban dan meninggalkan bekas luka di dada, kaki, dan perutnya akibat goresan benda tajam.

Menurut juru bicara Inter-federal Centre for Equal Opportunities (UNIA) Bram Sebrechts, serangan itu dimotivasi islamofobia. Namun, Kantor Kejaksaan Charleroi akan membuat keputusan tentang motif serangan tersebut.

Sebrechts menambahkan, kantornya akan menghubungi korban setelah ada keputusan. Dia mengaku Muslim saat ini semakin sering menjadi target serangan islamofobia di Belgia.

Anggota parlemen Belgia yang berasal dari Turki, Mahinur Ozdemir, menuturkan gadis Muslim itu keluar di malam hari untuk mencari kucingnya yang hilang. Menurut dia, korban saat itu bisa saja dibunuh oleh pelaku.

"Jika langkah-langkah pencegahan tidak segera diambil, akan mustahil mencegah serangan seperti itu," ujar Ozdemir kepada kantor berita Anadolu.

Uni Eropa telah menyaksikan meningkatnya islamofobia dan kebencian terhadap para migran dalam beberapa tahun terakhir. Sikap ini dipicu oleh propaganda dari partai-partai sayap kanan dan populis, yang telah mengeksploitasi ketakutan atas krisis pengungsi dan terorisme.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement