Rabu 04 Jul 2018 17:43 WIB

Jumlah Visa AS untuk Negara Muslim dan Afrika Turun

Lebih banyak visa diberikan pada negara-negara Eropa.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Ani Nursalikah
Aksi protes atas kebijakan Presiden Trump terkait perintah menangguhkan semua imigrasi dari negara-negara dengan keprihatinan terorisme, yaitu Irak, Suriah, Iran, Sudan, Libya, Somalia dan Yaman.
Foto: AP
Aksi protes atas kebijakan Presiden Trump terkait perintah menangguhkan semua imigrasi dari negara-negara dengan keprihatinan terorisme, yaitu Irak, Suriah, Iran, Sudan, Libya, Somalia dan Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Data Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengungkapkan adanya penurunan jumlah visa di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump. Padahal, saat ini, baru setengah periode masa kepemimpinannya.

Tetapi, berdasarkan analisis Washington Post, kemungkinan AS mengalami penurunan jumlah imigran 12 persen yang mendapatkan visa permanen. Dilansir di Newsweek, Selasa (3/7), data tersebut juga menunjukkan tidak semua negara mendapat perlakuan sama. Visa diberikan kepada negara-negara Eropa daripada negara-negara non-Eropa.

Kawasan yang paling terkena dampak adalah negara-negara mayoritas Muslim yang telah didaftar Trump dalam kebijakan larangan perjalanannya. Jumlah visa yang diberikan kepada imigran dari Yaman, Suriah, Iran, Libya dan Somalia atau negara yang terdaftar dalam larangan perjalanan Trump diperkirakan turun 81 persen pada akhir tahun fiskal kedua Oktober ini. Berdasarkan data Departemen Luar Negeri AS, imigrasi legal dari semua negara mayoritas Muslim diperkirakan turun sekitar 30 persen dari 2016 hingga 2018.

Negara-negara Amerika Selatan dan Afrika menghadapi penurunan serupa dalam mendapatkan visa dari AS. Apalagi, jika melihat penurunan data di El Salvador.

Di sisi lain, jumlah imigran legal yang datang ke AS dari negara-negara Eropa tumbuh sedikit di bawah Presiden Trump. Jumlah orang Eropa yang menerima visa masih jauh lebih sedikit daripada yang berasal dari Amerika Latin, Asia, dan Afrika.

Belum ada alasan jelas dibalik data penurunan visa imigran. Kemudian, apabila data tersebut mencerminkan minat yang menurun, secara keseluruhan untuk menjadi bagian dari Amerika Serikat. Sayangnya, Departemen Luar Negeri AS tidak merilis atau mempublikasikan informasi apa pun terkait pengajuan itu.

Meskipun ada penurunan visa, Trump masih menyediakan visa imigran lebih banyak daripada kepemimpinan Presiden Barack Obama di masa awal kepresidenannya. Trump telah lama menekan Kongres untuk meloloskan undang-undang imigrasi yang menempatkan keamanan nasional dan pekerja Amerika pertama.

Awal tahun ini, Trump juga menyerukan kepada anggota parlemen untuk membubarkan program undian keberagaman negara yang membuat 50 ribu visa tersedia setiap tahun bagi individu dari negara-negara dengan tingkat imigrasi yang rendah ke AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement