Rabu 11 Apr 2018 18:27 WIB

Tahapan Penyebaran Islam Pengaruhi Gaya Arsitektur Masjid

Fakta tersebut salah satunya ditandai dengan elemen kubah dan menara.

Masjid Djenne, Mali, Afrika
Foto: wikipedia.org
Masjid Djenne, Mali, Afrika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penulis asal Inggris, Kafia Cantone, menuturkan, adanya per bedaan tahap dalam penyebaran Islam ikut memengaruhi arsitektur masjid di beberapa kawasan dunia. Dari Afrika Utara hingga India, masuknya agama ini tidak terlepas dari kegiatan ekspansi dan penaklukan yang dilakukan bangsa Arab.

Karena itu, gaya arsitektur bangunan masjid yang digunakan di wilayah-wila yah itu pun praktis langsung diimpor dari negeri asalnya, yakni Timur Tengah. Fakta tersebut salah satunya ditandai de ngan elemen kubah dan menara sebagai fitur yang melekat pada bangunan-bangunan masjid di daerah-daerah itu.

Namun, untuk kasus Sub-Sahara Afrika, Cina, dan Asia Tenggara, masuknya Islam lebih banyak melalui tahapan yang disebarkan oleh kaum pedagang. Seba gai hasilnya, gaya arsitektur masjid di masing-masing kawasan tersebut pun sedikit banyak juga mengalami proses akulturasi dengan tradisi lokal. Gaya bangunan dan material masjidmasjid tradisional di Afrika cukup variatif karena mengalami penyesuaian dengan kelompok etnis dan lingkungan setempat.

Gaya arsitektur yang disebut Soudanese (berasal dari Sudan Barat—Red) menjadi salah satu yang paling terkenal. Cakupan wilayah yang mendapat sentuhan gaya bangunan seperti ini pun terbilang luas. Mulai dari Senegal hingga ke Niger, Ghana, dan Pantai Gading. Mas jid Agung Djenne di Mali termasuk pula di dalamnya.

"Catatan ini setidaknya dapat menjelaskan mengapa arsitektur Masjid Agung Djenne di Mali secara eksplisit tidak sesuai dengan norma-norma yang telah menjadi blue print masjid pada umumnya," kata Cantone seperti dikutip laman Muslim Heritage.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement