Selasa 13 Mar 2018 15:17 WIB

Anggota Parlemen Muslim Inggris Terima Paket Mencurigakan

Kiriman paket bisa jadi terkait dengan surat menghukum Muslim yang menyebar.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Polisi berjaga di sekitar gedung Parlemen Inggris di London.
Foto: EPA/Will Oliver
Polisi berjaga di sekitar gedung Parlemen Inggris di London.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah paket mencurigakan diterima Parlemen Inggris diduga terkait dengan surat "Hari Menghukum Seorang Muslim". Paket tersebut dikirim ke kantor seorang anggota parlemen Muslim dari partai Buruh, Mohammad Yasin di Norman Shaw Buildings.

Dua orang dibawa ke rumah sakit setelah menerima paket pada Senin (12/3). Pihak kepolisian dan paramedis merespons ke lokasi dan memeriksa isi paket. Mereka menyimpulkan tidak ada yang berbahaya.

"Semuanya baik-baik saja, tapi ini jelas sebuah insiden yang mengkhawatirkan," kata seorang anggota staf Yasin, dilansir kantor berita Sky News, Selasa (13/3).

Setelah mendengar kabar tersebut anggota parlemen lain, Michael Fabricant mengingatkan pada surat anti-Muslim. Menurutnya, paket tersebut bisa jadi terkait dengan surat menghukum Muslim yang menyebar di seluruh negeri.

 

"Kita harus bersama memastikan ini tidak terjadi, tidak hanya di sini tapi juga di seluruh negeri," kata dia.

Kepolisian West Yorkshire mengonfirmasi terkait penerimaan surat di kantor Yasin dan menyampaikan saat ini sedang dalam tahap investigasi. Anggota parlemen dari partai Buruh lainnya, Yasmin Qureshi sebelumnya mendeskripsikan isi surat menghukum Muslim.

Ada ujaran penyerangan dan penilaian bagi mereka yang melakukannya. Nilai 10 diberikan pada mereka yang melecehkan Muslim secara verbal, nilai 50 untuk menyiramkan larutan asam, 1.000 bagi yang mengebom masjid, dan 2.500 poin bagi yang menyerang Makkah.

Merespons pernyataan Qureshi, Menteri Dalam Negeri Victoria Atkins mengatakan pemerintah mengecam isi surat yang mengerikan tersebut. Atkins menyampaikan pemerintah selalu memonitor kejahatan kebencian.

"Tidak ada tempat bagi mereka di masyarakat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement