Sabtu 24 Feb 2018 20:14 WIB

Menyibak Kerudung Saat Tes, Kemkes Jepang Minta Maaf

Petugas mengaku ingin memastikan peserta berkerudung itu tidak menyimpan contekan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah Calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Bahasa Jepang untuk calon perawat / Ilustrasi
Foto: Antara/Reno Esnir
Sejumlah Calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Bahasa Jepang untuk calon perawat / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Kementerian Kesehatan Jepang meminta maaf karena petugasnya menyibak kerudung Muslimah yang mengikuti ujian keperawatan. Petugas mengaku ingin memastikan para peserta berkerudung itu tidak menyimpan contekan di balik penutup kepala.

Para Muslimah yang mengikuti ujian ini adalah peserta perjanjian kemitraan ekonomi (EPA). Mereka berasal dari sejumlah negara Asia termasuk Indonesia. Mereka ikut ujian nasional untuk menjadi perawat di Jepang.

Pada Jumat (23/2), Kementerian kesehatan menyampaikan tindakan para petugas memang tidak pantas. Karena kerudung sejatinya digunakan untuk menutupi aurat. Tindakan menyibaknya merupakan sesuatu pelanggaran.

Ujian diselenggarakan secara nasional pada 18 Februari lalu. Ini menjadi kasus pertama karena Kementerian mempercayakan pengawasan ujian ke perusahaan swasta.

Kementerian pun akhirnya menginstruksikan perusahaan yang berbasis di Tokyo tersebut untuk mengirim surat permintaan maaf kepada 400 orang peserta ujian. "(Tindakan menyibak kerudung) tidak sesuai," katanya.

Menurut kementerian, tindakan seperti ini terjadi di setidaknya dua lokasi ujian. Satu di Prefektur Aichi dan yang lainnya di Prefektur Kagawa.

Seorang perwakilan perusahaan pengawas mengatakan pada The Asahi Shimbun bahwa mereka tidak bermaksud lancang. "Kami melakukan hal yang sama pada peserta tes yang mengenakan masker wajah atau menggunakan selimut di pangkuan mereka," katanya.

Namun, kementrian menilai bahwa tindakan tersebut tidak memiliki pertimbangan keagamaan dan tidak tepat. Sehingga permintaan maaf tetap harus dilancarkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement