Sabtu 27 Jan 2018 20:05 WIB

Jokowi: Indonesia Dorong Perkembangan Dunia Islam

Kedekatan sejarah kedua negara ini dapat dikembangkan menjadi kerja sama nyata

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Jokowi di Pakistan
Foto: setkab.go.id
Jokowi di Pakistan

REPUBLIKA.CO.ID,  ISLAMABAD -- Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan dengan Presiden Pakistan Mamnoon Hussain di Istana Kepresidenan Aiwan-e-Sadr, Islamabad, Pakistan, Jumat malam (26/1). Dalam kesempatan ini, Presiden mengatakan persahabatan Indonesia dan Pakistan sudah terjalin sejak puluhan tahun lalu yakni sejak masa kemerdekaan Indonesia dan juga sejak menginisiasi Konferensi Asia Afrika.

Presiden Jokowi pun berharap agar kedekatan sejarah kedua negara ini dapat dikembangkan menjadi kerja sama nyata untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat di kedua negara. Indonesia dan Pakistan juga memiliki banyak kesamaan sebagai dua negara berpenduduk Muslim yang besar dan sama-sama merupakan negara demokrasi. Karena itu, ia yakin persamaan kedua negara ini dapat mendorong kerjasama dunia Islam.

"Mempromosikan Islam moderat serta persatuan ummah, membantu perjuangan bangsa Palestina, meningkatkan ekonomi umat seperti sertifikasi halal, bisnis berbasis syariah," kata Presiden.

photo
Presiden Jokowi bersalaman dengan PM Pakistan di National Assembly, Islamabad, Pakistan, Jumat (26/1).

 

Dalam pertemuannya dengan Presiden Mamnoon, Presiden Jokowi menyampaikan, sejak pemberlakuan Preferential Trade Agreement (PTA) di tahun 2013, nilai perdagangan Indonesia dan Pakistan mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Yakni dari 1,6 miliar dolar Amerika di tahun 2013 menjadi 2,1 miliar dolar Amerika di 2016.

"Saya mengharapkan kedua negara dapat semakin mempererat hubungan dagang dengan memperdalam PTA," ucap Jokowi.

Pertemuan ini diakhiri dengan jamuan santap malam kenegaraan bersama Presiden Pakistan dan Ibu Negara Pakistan Begum Mahmooda Mamnoon. Dalam pertemuan ini, tampak hadir Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Pakistan Iwan Suyudhie Amri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement