Selasa 29 Mar 2016 06:43 WIB

Jual Beli yang Rugi

Seorang yang malas dengan amalan-amalan akhirat merupakan indikasi bahwa keyakinannya pada akhirat itu lemah.
Foto: Antara/Iggoy El Fitra/ca
Seorang yang malas dengan amalan-amalan akhirat merupakan indikasi bahwa keyakinannya pada akhirat itu lemah.

Oleh: KH Athian Ali

 

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- “Ulaa-ikal ladziinasy tarawul hayaatad dun-yaa bil aakhirati fa laa yukhaffafu ‘anhumul ‘adzaabu wa laa hum yunsharuun” (Mereka itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, maka tidak akan diringankan azab mereka dan mereka tidak akan ditolong) (Al Baqarah, 2:86)

Pada ayat sebelumnya (ayat 85), dipaparkan tentang bagaimana bandelnya Bani Israil, sikap kekufuran mereka yang senantiasa menentang aturan Allah SWT, mereka tidak pernah memenuhi janji melaksanakan syariat Allah baik dalam bentuk perintah maupun dalam bentruk larangan. Dipaparkan pula bagaimana kufurnya Bani Israil ketika mereka mencoba memilah-milah syariat Allah dengan mengimani sebagian dan mengkufuri sebagian yang lain.

Pada ayat 86 ini Allah SWT menjelaskan kepada kita sesuatu yang menjadi sebab utama kekufuran mereka tersebut. Sebenarnya manusia itu mustahil kufur, karena secara fitrah setiap manusia sesungguhnya sudah bersyahadat tatkala di alam azali (ruh). Pertanyaannya, kenapa setelah lahir di alam dunia ini sebagian besar manusia menjadi kufur?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement