Selasa 25 Mar 2014 01:01 WIB

Dakwah Bermula dari Pembentengan Akidah

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Chairul Akhmad
Demo menuntut pembubaran aliran sesat (ilustrasi).
Foto: Antara/Rahmad
Demo menuntut pembubaran aliran sesat (ilustrasi).

Oleh: KH Athian Ali Dai

Masalah akidah umat masih menjadi persoalan utama yang perlu dibenahi saat ini. Untuk itu, kita perlu mengetahui seperti apa posisi akidah dalam keyakinan kita sebagai umat Islam.

Jika kita merujuk kepada Surah Ibrahim ayat 24-25, maka akidah itu diibaratkan akar dari sebuah pohon. Hubungan dengan Allah (hablum minallah) ditamsilkan sebagai batang pohon yang menjulang tinggi ke atas, sedangkan hubungan sesama manusia (hablum minannas) digambarkan sebagai buah-buahnya.

Jika mempunyai akar yang kokoh, maka pohon itu bisa tumbuh dengan baik, bahkan menghasilkan buah-buah yang baik pula. Sebaliknya, jika akarnya rusak, maka mustahil pohon itu bisa tumbuh dengan baik, apalagi berbuah.

Begitu pula halnya dengan kehidupan seorang Muslim. Bila akidahnya bagus, maka hubungannya dengan Allah dan sesama manusia juga akan baik. Namun, jika akidahnya rusak, maka rusak pulalah hubungannya dengan Allah dan sesama manusia. Jadi, kualitas seorang Muslim itu sangat ditentukan oleh kekokohan fondasi awalnya, yakni akidah.

Karena itulah, kita patut merasa prihatin yang luar biasa ketika melihat adanya kegiatan penyesatan akidah umat oleh kelompok-kelompok tertentu di negeri yang berpenduduk mayoritas Muslim seperti Indonesia ini. Mereka berusaha dengan segala cara untuk menghancurkan fondasi atau akar keimanan tersebut dari kehidupan umat.

Di antara kelompok-kelompok tersebut ada yang terang-terangan menggunakan baju non-Islam. Contoh kasusnya seperti yang terjadi di Jawa Barat—yang menjadi salah satu sasaran utama program Kristenisasi di Indonesia.

Berdasarkan temuan Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI), di wilayah provinsi ini memang terdapat beberapa titik yang rawan menjadi sasaran pemurtadan. Bahkan, kini ada satu desa yang penduduknya sudah beralih menjadi Kristen semua. Desa ini berada di daerah Ciranjang, Kabupaten Cianjur, dan di sana sudah berdiri 11 gereja.

Selain pemurtadan yang dilakukan oleh kaum Nasrani tersebut, ada pula penyesatan akidah umat yang dilakukan oleh orang-orang yang memakai baju Islam. Mereka ini biasa kita sebut sebagai kelompok penganut paham atau aliran sesat.

Jumlahnya sangat banyak. Beberapa di antara mereka ada yang masih eksis sampai sekarang, ada pula yang sudah mati. Namun, ada juga yang 'bereinkarnasi' dengan nama baru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement