Selasa 31 Jan 2023 16:50 WIB

Keputusan Memanjakan Anak yang Membuat Harun Ar Rasyid Menyesal 

Memanjakan anak sangat tidak dianjurkan menurut Islam

Anak-anak bermain (ilustrasi). Memanjakan anak sangat tidak dianjurkan menurut Islam
Foto: Republika/Prayogi.
Anak-anak bermain (ilustrasi). Memanjakan anak sangat tidak dianjurkan menurut Islam

Oleh : Ustadz Yendri Junaidi, Lc MA, dosen STIT Diniyah Putri Rahmah El Yunusiyah Padang Panjang dan Ketua Bidang Fatwa dan Hukum MUI Kota Tanah Datar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Tarbiyah adalah pendidikan. Murabbi adalah pendidik. Pendidikan itu butuh proses. Karena itu murabbi mesti sabar dalam menjalani proses. 

Ketika objek didik (anak kandung atau siswa) memperlihatkan sesuatu yang tidak sesuai dengan tujuan akhir dari pendidikan, seperti kenakalan, melawan, suka mem-bully dan sebagainya, ini pertanda ada yang salah pada proses yang dilakukan. 

Baca Juga

Ibarat seorang mekanik membuat sebuah mesin. Ketika dinyalakan mesin tidak berfungsi dengan baik. Ini boleh jadi karena ada bagian yang tidak terpasang dengan baik. Atau ada komponen yang tidak bekerja dengan semestinya.  

Tentu proses pendidikan manusia jauh lebih kompleks dan tidak bisa disamakan dengan proses pembuatan barang.

Siapa orang tua yang tidak cinta anaknya. Dari sekian banyak cinta, hanya cinta orang tua cinta tak bersyarat. Cinta-cinta yang lain cinta bersyarat, cinta selama ia menarik, cinta selama masih berguna, cinta kalau dicintai, dan seterusnya. 

Tapi tak jarang cinta orang tua 'berbahaya' bagi anaknya. Hal ini karena penempatan cinta yang keliru.  

Ini yang dirasakan al Mutashim. Ia adalah putra Harun Ar Rasyid, Khalifah Bani Abbasiyah yang terkenal. 

Suatu hari, Harun bertanya pada putranya Mutashim tentang temannya yang biasa menemaninya pergi ke Kuttab. Mutashim menjawab: 

مات واستراح من الكتاب "Dia meninggal dan bebas dari Kuttab." 

Mendengar jawaban itu Harun berkata: 

"Sampai segitunya engkau membenci Kuttab? Kalau begitu engkau tidak perlu lagi ke sana." 

Akhirnya Harun membiarkan anaknya bermain-bermain, tidak menyuruhnya untuk pergi ke Kuttab karena dia tidak suka.  

Apa akibatnya? Mutashim sering salah dalam bicara (lahn). Tulisannya pun lemah. Ini dua hal yang dinilai aib di kalangan Arab masa itu terutama kalau terjadi terhadap para tokoh. Apalagi akhirnya Mutashim menjadi khalifah. Menyadari kekurangannya ini Mutashim berkata: 

أضر بنا حب هارون "Cinta Harun telah merugikan kami."   

Ketika orang tua memanjakan anak, dia memang akan mendapatkan senyum dan tawanya. Tapi kelak dia akan disesali dan mungkin dibenci.  

Ketika orang tua sedikit memaksa anak, dia mungkin akan melihat wajah masam dan rasa jengkelnya. Tapi kelak dia akan dipuji dan dicintai.  

Pilihan ada di tangan orang tua. Ingin kebahagiaan sesaat tapi berbuah penyesalan atau 'derita' sesaat tapi berbuah kebahagiaan dan penghargaan.  

والله ولي التوفيق   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement