Ahad 18 Dec 2022 17:17 WIB

Muallaf Center MASK akan Permudah Akses untuk Pelajari Islam

Muallaf Center MASK miliki enam ustadz dan enam pembina.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Masjid Agung Sunda Kelapa
Foto: Republika/Prayogi
Masjid Agung Sunda Kelapa

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Muallaf Center Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) akan mempermudah dan memperluas akses pendidikan keislaman bagi para mualaf maupun non-Muslim yang ingin mendalami Islam. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan menyediakan guru atau ustadz kepada mereka yang ingin mengenali Islam lebih dekat.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Muallaf Center MASK, Consulta Gian Carlo Bianzon, setelah diangkat sebagai direktur lembaga otonom MASK itu, di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta, Sabtu (17/12). Ian, sapaan akrabnya, mengatakan, amanah tersebut diberikan oleh Ketua Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa, Setyanto P Santosa, yang menginginkan agar yang memimpin Muallaf Center MASK adalah seorang mualaf.

Baca Juga

Ian sendiri adalah seorang mualaf sejak 2016 dan menikah dengan WNI yang telah dikaruniai satu anak. Dia lahir di Filipina dan berkewarganegaraan Singapura. Ian mengatakan, dia ingin mendorong kemudahan akses dalam mempelajari agama Islam bagi siapapun, baik mualaf maupun non-Muslim yang tertarik belajar Islam.

"Apakah mau menjadi Muslim ataupun tidak, atau untuk mencari saja, untuk belajar teologi, atau lainnya. Karena siapa tahu saat belajar teologi, terinspirasi oh ya memang ini agama yang benar, karena mencari kebenaran itu penting," jelasnya.

Ian tidak bermaksud menekan agar ada lebih banyak orang yang memeluk Islam. Sebab, itu terserah mereka. "Tapi kami ingin menunjukkan bahwa Islam sampai sekarang tidak pernah ada perubahan, dan tidak pernah ada yang bisa membuat yang sama dengan Alquran. Maka, pendidikan itulah yang nomor satu mau kita dorong," tuturnya.

Dia juga memahami, terkadang ada kendala dalam mengakses seorang guru atau ustadz pembimbing. Karena itu, Muallaf Center MASK menyediakan sejumlah ustadz yang penyampaiannya mudah dipahami dan tidak menimbulkan disinformasi.

Muallaf Center MASK juga memberikan kemudahan saat ada orang yang telah memutuskan untuk menjadi Muslim. Menurutnya, terkadang, saat ada seseorang yang ingin memeluk Islam, diberi serangkaian proses administrasi yang rumit sehingga hilang momentum orang tersebut menjadi Muslim.

"Di sini, tinggal datang. Foto, materai, sertifikat, pendidikan, kita sediakan. Jangan ke mana-mana saja. Di sini saja, karena kan harus ada foto paspor, setelah itu langsung foto, dan langsung di-print out. Kalau belum khitan, kita khitankan," tuturnya.

Muallaf Center MASK, lanjut Ian, memiliki enam ustadz dan enam pembina. Bagi orang-orang yang telah memutuskan untuk memeluk Islam, bisa langsung mengunjungi Masjid Agung Sunda Kelapa. "Tiap hari, kapan saja, datang saja ke masjid. Mau masuk Islam, ustadz stand by setiap hari di sini," ucapnya.

Ian berharap dalam lima tahun ke depan lembaga tersebut bisa menjadi International Muallaf Center dan hub di Asia Pasifik, bahkan dunia. Selain itu dia juga ingin semua muallaf center di Indonesia berkolaborasi. Mualaf yang berasal dari daerah mana pun, bisa belajar mendalami Islam di Muallaf Center MASK. Misalnya ada mualaf baru di Cibubur, lalu ingin mendalami ajaran Islam, maka bisa dilakukan di Muallaf Center Masjid Agung Sunda Kelapa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement