Ahad 13 Nov 2022 18:00 WIB

Salah Satu Alquran Tertua akan Dipamerkan di Paris

Alquran ini berasal dari abad kedelapan.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Manuskrip Alquran tertua yang akan dipamerkan di Paris. Alquran ini berasal dari abad kedelapan dan ditemukan di Uzbekistan.
Foto: Bernama
Manuskrip Alquran tertua yang akan dipamerkan di Paris. Alquran ini berasal dari abad kedelapan dan ditemukan di Uzbekistan.

REPUBLIKA.CO.ID,PARIS -- Salah satu manuskrip Alquran tertua di dunia, Quran of Kattalangar, akan dipamerkan di Paris akhir bulan ini. Pameran tersebut didedikasikan untuk Uzbekistan.

Dua halaman berisi manuskrip yang berusia berabad-abad akan ditampilkan dalam pameran berjudul “Harta Karun Oase Uzbekistan. Di Persimpangan Rute Caravan”. Para pengunjung bisa melihat manuskrip ini di Louvre, dari 23 November hingga 6 Maret 2023.

Baca Juga

Pameran lainnya dengan tema “Di Jalan Menuju Samarkand. Colours and Splendours of Uzbekistan” akan diadakan di Arab World Institute, mulai tanggal 23 November hingga 4 Juni 2023.

Menurut sebuah pernyataan oleh kedutaan Uzbekistan, Quran dari Kattalangar abad kedelapan ini memiliki nilai penting sebagai salah satu manuskrip terpenting dunia Islam.

Dilansir di Bernama, Ahad (13/11/2022), Alquran Kattalangar memiliki makna keagamaan yang sangat besar bagi Islam dan Muslim. Keberadaannya mendukung nilai-nilai yang membentuk warisan budaya dan sejarah seluruh umat manusia.

Pernyataan itu juga mengatakan untuk waktu yang lama, Alquran ini disimpan di masjid Langar-ota di distrik Kamashi wilayah Kashkadarya. Di dunia Islam, manuskrip tersebut dianggap sebagai salah satu manuskrip Mushaf yang paling kuno.

Arkeolog di Museum Louvre dan kurator pameran, Rocco Rante, mengatakan sangat penting untuk memasukkan Alquran Kattalangar dalam daftar pameran, dua halaman di antaranya akan dipresentasikan di pameran.

“Para pengunjung akan dapat melihat kaligrafi dan miniatur yang unik, serta Alquran yang ditampilkan dalam etalase yang dirancang khusus,” katanya.

Pameran “Harta Karun Oase Uzbekistan. At the Crossroads of Caravan Routes” akan merinci sejarah Jalur Sutra, dari bagian selatan Uzbekistan saat ini. Menampilkan benda-benda seni monumental dan kuda-kuda, lukisan dinding, detail ukiran istana dan benda seni dan kerajinan.

Sementara pameran “Di Jalan Menuju Samarkand. Colours and Splendours of Uzbekistan” akan menghadirkan lebih dari 300 pameran dari sembilan museum di Uzbekistan.

Di dalamnya akan mencakup koleksi tekstil, kostum, kaki dan penutup kepala, perhiasan dari akhir abad 19 - pertengahan abad ke-20, chapan bersulam emas dari periode Emirat Bukhara, serta lukisan avant-garde Turkestan dari koleksi museum negara. dari Uzbekistan.

 “Di antara barang-barang yang dipugar, sebuah panel kayu hangus berusia antara 6-7 abad dari pemukiman Kafir-kala (Samarkand) akan menonjol. Bagian depan dibersihkan dan direstorasi, sementara tujuh bagian di antaranya dipasang ke panel," lanjut pernyataan tersebut.

Proses restorasi lain dilakukan pada patung Buddha “Pembawa Karangan Bunga” dari tanah liat (abad ke-1 SM dan abad ke-1 M). Permukaannya dibersihkan dan bagian-bagian yang rusak dikonsolidasikan.

Lebih lanjut disampaikan selama tiga tahun terakhir persiapan yang cermat dilakukan untuk pameran telah dilakukan. Sejumlah ekspedisi gabungan Uzbek-Prancis menghasilkan banyak penemuan arkeologi.

Selain itu, pemugaran dari Louvre bersama dengan spesialis dari Uzbekistan melakukan pekerjaan restorasi skala besar selama beberapa tahap. Restorasi beberapa pameran masih berlangsung hingga hari ini.  

Sumber:

https://www.bernama.com/en/world/news.php?id=2137621#topstory

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement