Kamis 25 Nov 2021 22:44 WIB

Duduk di Teduh dan Panas Sekaligus Dilarang, Ini Alasannya

Rasulullah SAW melarang duduk di tempat teduh dan panas sekaligus

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Rasulullah SAW melarang duduk di tempat teduh dan panas sekaligus. Ilustrasi tempat teduh dan panas.
Foto: EPA/ANINDITO MUKHERJEE
Rasulullah SAW melarang duduk di tempat teduh dan panas sekaligus. Ilustrasi tempat teduh dan panas.

REPUBLIKA.CO.ID, — Mengapa Nabi Muhammad ﷺ melarang umatnya duduk dengan keadaan separuh tubuh berada di tempat yang teduh dan sebagian tubuh lainnya berada di tempat yang terkena panas terik matahari?  

Pertanyaan tersebut diajukan oleh seorang penanya kepada pakar fiqih di Universitas Al Azhar Mesir, Syekh Abu Yazid Salamah. 

Baca Juga

Dia mengutip sebuah hadits Nabi Muhammad ﷺ tentang larangan seseorang duduk sebagian di tempat teduh yang tidak terkena sinar matahari dan sebagian lainnya berada di tempat panas yang tersinari terik sang surya. 

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ نَهَى أَنْ يُجْلَسَ بَيْنَ الضِّحِّ وَ الظِّلِّ وَ قَالَ مَجْلِسُ الشَّيْطَانِ

Rasulullah ﷺ melarang duduk di antara (tempat yang) panas (yang tidak ada naungannya) dan (tempat yang) dingin (yang ada naungannya), dan beliau ﷺ bersabda, “(Itu adalah) tempat duduknya setan,” (HR. Ahmad)

Ada dua alasan mengapa Nabi Muhammad ﷺ melarang umatnya duduk dengan separuh tubuh berada di tempat yang teduh dan sebagian tubuh lainnya berada di tempat yang terkena panas terik matahari. 

Pertama, menurut Syekh Salamah, itu adalah menyerupai setan. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah, Nabi Muhammad ﷺ bersabda bersabda: 

إذا كان أحدكم في الشمس، فقلص عنه الظل وصار بعضه في الظل وبعضه في الشمس فليقم؛ فإنه مجلس الشيطان

“Jika salah seorang diantara kalian berada di tengah sinar matahari, kemudian menghilang bayangan dirinya, dan sebagian (tubuh) menjadi teduh dan sebagian (tubuh) terkena matahari maka bangunlah, karena itu adalah tempat duduk setan.” 

Alasan kedua, yaitu berbahaya bagi kesehatan manusia. Karena tubuh mengalami dua kondisi sebagian terkena panas dan sebagainya terkena dingin, hal itu dapat berpengaruh pada sistem saraf manusia yang bisa menyebabkan lumpuh.       

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement