Kamis 04 Nov 2021 23:31 WIB

Kesan Ustadz Umaeir Kunjungi Muslim Uighur hingga Rohingya  

Perjalanan Ustadz Umaeir mengajarkan tentang solidaritas

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Perjalanan ke Muslim Uighur China hingga Muslim Rohingnya mengingatkan pentingnya solidaritas sesama Muslim, Ilustrasi pengungsi Rohingya
Foto: AP
Perjalanan ke Muslim Uighur China hingga Muslim Rohingnya mengingatkan pentingnya solidaritas sesama Muslim, Ilustrasi pengungsi Rohingya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sejak muda, Ustadz Umaier Khaz telah mengabdikan hidupnya untuk berdakwah. Bahkan, beberapa tahun belakangan ini ia melakukan rihlah dakwah ke beberapa negera untuk melihat komunitas Muslim Rohingya di Myanmar, umat Islam di Palestina, dan komunitas Muslim  Uighur di China.

Nama lengkapnya adalah Umaier Khadimul Azis yang kemudian disingkat menjadi Umaier Khaz. Nama itu diberikan kedua orang tuanya agar ia bisa menjadi pelayan umat. Pria kelahiran Solo, 22 September 1991 ini adalah seorang dai yang memiliki hobi menulis dan berdakwah.

Baca Juga

Ia sempat menimba ilmu di Pondok Pesantren Darusy Syahadah Boyolali pada 2006. Setelah lulus SMA, pada 2012 ia kemudian melanjutkan pendidikan S1-nya ke Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta dengna mengambil jurusan Syariah.

Setelah lulus dari LIPIA, ia sempat belajar agama kepada para masyayikh yang ada di sejumlah negara di Timur Tengah. Setelah itu, baru lah ia melanjutkan pendidikannya lagi ke Pascasarjana Universitas Muhamamdiyah Surakarta (UMS) dengan jurusan fikih dan ushul fikih.

Sejak 2017 lalu, Ustadz Umaier Khaz kemudian mulai melakukan rihlah dakwah dengan mengunjungi Muslim Rohingya di perbatasan Bangladesh dan Myanmar. Di sana, ia turut menyambut komunitas Rohingnya yang telah berjalan berhari-hari untuk mengungsi.

Kemudian pada 2018 dan 2019, ia beberapa kali juga berkunjung ke Palestina untuk melihat kehidupan umat Islam yang di tengah berada di bawah penjajahan bangsa Israel. Pada 2020 lalu, ia kembali melakukan perjalanan ke China untuk mengetahui secara langsung kehidupan Muslim  Uighur di Xianjiang.

Menurut Ustadz Umaeir Khaz, semua perjalanan dakwah tersebut dilakukan atas keinginan pribadinya. “Semuanya karena keinginan pribadi awalnya. Karena kadang dengan rihlah seperti itu kalau saya pribadi itu menambah keimanan. Jadi, kita bisa melihat kondisi saudara-saudara Muslim yang beda dengan kondisi kita,” ujarnya kepada Republika, beberapa waktu lalu.

“Dan itu kadang kala juga menambah loyalitas kita kepada Islam, terus menambah solidaritas dan empati kita kepada saudara Muslim juga,” imbuhnya.

Saat bertemu dengan berbagai komunitas Muslim di dunia itu, Ustadz Umaier telah melihat banyak hal yang bisa menambah rasa kepedulian terhadap sesama Muslim . “Sehingga kita ini harus punya empati kalau mereka memang seiman dengan kita, kan kita harus lebih peduli sama mereka,” ucapnya.

Dengan melakukan perjalanan ke negara-negara itu, Ustadz Umair juga merasakan betul keberhasilan dakwah yang telah dilakukan Rasulullah SAW. Karena, menurut dia, dakwah Rasulullah bersama sahabatnya, tabi’ut tabi’in, dan orang-orang saleh telah menyebar luar ke berbagai negara di dunia.

“Jadi, dakwahnya Rasulullah itu berhasil dengan pertolongan Allah SWT, dengan jerih payahnya, dan semua pengorbanannya, saya melihat luar biasa sekali. Itu yang saya tafakuri selama perjalanan itu,” katanya.

Setelah melakukan perjalanan dakwah tersebut, Ustadz Umaier juga dapat mengambil sebuah hikmah bahwa dakwah Rasulullah yang paling berhasil ternyata adalah dakwah dengan metode keteladanan atau akhlaqul karimah.

“Karena itu, banyak dari mereka yang tertarik untuk masuk Islam. Makanya, kalau kita berdakwah itu sebenarnya jangan soal ceramah saja, tapi cukup dengan menampilkan akhlak yang mulia di depan orang, orang akan tertarik. Itu beberapa hikmah yang saya dapatkan,” jelasnya.

Selain berdakwah dari majelis satu ke majelis lainnya, kini Ustadz   Umaier juga sibuk membesarkan organisasi Forum Komunikasi Aktivis Masjid (FKAM). Ia diberikan amanah sebagai Ketua Umum FKAM sejak akhir 2020 lalu.

“FKAM itu ormas yang bergerak di dakwah dan kemanusiaan. Saat ini semakin berkembang dan sudah ada di 26 kota di seluruh Indonesia,” ujarnya.   

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement