Selasa 22 May 2018 08:37 WIB

Pemuda Muara Gembong Manfaatkan Tempat Ini untuk Belajar

Banyak yang mengejar paket karena tak punya biaya sekolah.

Suasana berbuka puasa bersama di Kampung Bulak Tanggul, Desa Pantai Harapan Jaya, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi.
Foto: Humas IZI
Suasana berbuka puasa bersama di Kampung Bulak Tanggul, Desa Pantai Harapan Jaya, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Bisa dibayangkan sebuah tempat dengan kondisi yang jauh dari akses umum membuat mereka harus menaiki perahu untuk menyebrangi sebuah sungai muara. Belum lagi tiadanya kendaraan mengharuskan mereka melewati jalan yang penuh bebatuan menuju lokasi di mana terdapat kendaraan umum. Itu mereka lakukan pada setiap harinya.

Tentu saja kondisi tersebut membuat warga setempat tak miliki harapan panjang. Yang ada dalam pikiran mereka adalah hari ini harus makan dan besok adalah urusan nanti.

Dengan latar pendidikan yang mayoritas hanya tamatan sekolah dasar membuat para warga hanya beraktivitas sebagai buruh tani, dan sebagiannya menjadi nelayan hingga buruh pabrik.

Namun, ada hal yang unik. Di sini terdapat anak-anak dan pemuda setempat yang lebih memilih belajar dibanding menghabiskan waktu di ladang, ternak, maupun pesisir pantai. Ada semangat yang hadir dari wajah pemuda tersebut.

 

Mereka tekuni pendidikan, meski melalui jalur paket karena tiadanya biaya untuk mengenyam pendidikan. Biasa mereka ikuti pelajaran di masjid. Ya, masjid yang menjadi lokasi Kampung Ramadhan atas inisiasi Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Inisiatif Zakat Indonesia di Desa Pantai Harapan Jaya, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi.

"Kami mencoba memutus rantai kehidupan melalui pendidikan dan keahlian, meski dari mereka masih bersentuhan dengan ladang, pantai, dan alat besi, tapi setidaknya kami berusaha menanamkan agar mereka mau mengubah hidup," ujar Supriyanto (35) selaku pengajar sukarela di Desa Pantai Harapan Jaya, Muara Gembong, pada Ahad (20/5).

Suprianto mengaku dirinya tidak menerima upah sedikit pun dalam proses pendidikan pelajar setempat. Ia hanya berharap berubahnya tempat yang sering disebut sebagai lokasi terbelakang melalui generasi muda.

Annas (10), salah satu pelajar paket tersebut, mengharap ada pihak terkait yang turut membantu memberdayakan warga setempat. "Cita-cita saya ingin menjadi ahli teknik, tapi kami tidak ada biaya untuk ke situ, hanya sampai berusaha untuk sekolah saja. Semoga ada pihak yang mau membantu kami di sini," ungkap Annas.

Lalu, Hendri Sanualudin, salah satu warga desa Pantai Harapan Jaya sekaligus koordinator Kampung Ramadhan untuk lokasi Muara Gembong, menambahkan bahwa aktivitas kegiatan belajar-mengajar paket tersebut baru berjalan dua tahun yang dilakukan secara swadaya. Dengan cara pendekatan kepada warga untuk mengajar putra putrinya tergabung dalam kegiatan belajar-mengajar.

"Sampai dengan sekarang jumlah murid di sini sekitar 50 orang. Kami mengawalinya dengan pendekatan kepada warga setempat untuk mengajak anak-anaknya ikut di program paket ini. Semua dilakukan secara sukarela, dan program ini pun sudah seizin kepala desa, lurah, dan camat setempat," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement