Ahad 20 May 2018 22:03 WIB

Zakat untuk Menghilangkan Sikap Individualistis

Mengelola zakat tidak mudah dikerjakan oleh seseorang.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Citra Listya Rini
Zakat
Zakat

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Direktur Muallaf Center Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Salahuddin El Ayubi mengatakan, alasan umat Islam harus berzakat. Menurut dia, zakat bertujuan untuk menghilangkan sikap individualistis.

Selain itu, zakat juga untuk menghilangkan kecemburuan sosial. Zakat juga untuk membangun kehormatan diri dan umat. "Zakat bagian pendidikan kepada generasi muda. Zakat momen membuktikan janji kita orang-orang beriman kepada Allah,” kata Salahuddin dalam seminar Amil Goes to Campus di Kampus IPB, Bogor, Ahad (20/5).

Salahuddin menilai mengelola zakat tidak mudah dikerjakan oleh seseorang. Menurut dia, pekerjaan tersebut hanya dapat dilakukan oleh mereka yang memiliki jiwa sosial. 

Karenanya, Salahuddin mendorong agar generasi muda juga turun langsung dengan menjaei amil. "Pekerjaan amil sarana mencapai surga," kata Salahuddin.

Fundrising Alliance and Marcomm Group BSM, Erwin Setiawan mengatakan menjadi seorang amil merupakan pekerjaan yang bagus. Ia bercerita tentang pengelolaan zakat di BSM.

Erwin mengungkapkan, potensi zakat di BSM yaitu enam juta nasabah dengan 14 ribu diantaranya nasabah prioritas yakni muzakki. Ia mengatakan, potensi tersebut sangat kecil dibandingkan dengan total potensi zakat seluruh Indonesia.

Erwin menambahkan, karenanya sebagai amil dibutuhkan orang yang semangat untuk mengembangkannya. Karena kewajiban kepada umat lebih besar dibandingkan waktu yang ada.

Amil di Laz BSM juga mengikuti perkembangan dunia digital. Karenanya, dirinya juga mengembangkan pengelolaan zakat dengan cara digital.

Hal tersebut merupakan bentuk inovasi yang terus dikembangkan oleh BSM. "Pola ini, zakat, infaq, sadakah bisa diinovasikan dengan teknologi dan bisa bermanfaat kepada jamaahnya," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya