Kamis 08 Mar 2018 09:45 WIB

Dompet Dhuafa Sinergi UNHCR untuk Perlindungan Kemanusian

Konflik dunia membuat mereka terpaksa mencari tempat atau negara yang lebih aman.

Rep: Novita Intan/ Red: Agus Yulianto
Anak pengungsi muslim Rohingya Muhammad Anuar (kanan) bersama kakaknya Siti Noor Haslina bersiap berangkat ke sekolah di lokasi penampungan di Medan, Sumatera Utara (Ilustrasi)
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Anak pengungsi muslim Rohingya Muhammad Anuar (kanan) bersama kakaknya Siti Noor Haslina bersiap berangkat ke sekolah di lokasi penampungan di Medan, Sumatera Utara (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pada 2017, terdapat sekitar 14 ribu jiwa pengungsi lintas negara di Indonesia. Konflik dunia membuat mereka terpaksa mencari tempat atau negara yang dirasa lebih aman bagi mereka.

Hal ini pun membuat kehidupan para pengungsi bergantung pada bantuan dari keluarga asalnya atau bantuan dari lembaga-lembaga kemanusiaan karena akses berpindah tempat, bekerja, atau pendidikan yang terbatas.

Dompet Dhuafa selama 25 tahun sudah berkiprah di dunia kemanusiaan dengan menyambangi negara-negara dilanda bencana, baik bencana alam maupun kemanusiaan. Kali ini, Dompet Dhuafa melakukan sinergi dengan UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees).

Representatif UNHCR di Indonesia, Thomas Vargas mengatakan, nilai utamanya adalah untuk mereka yang sedang mengungsi ini, khususnya anak-anak, harus tetap mendapatkan kesempatan pendidikan agar mampu mengembangkan wawasan dan keterampilannya kelak. Hal ini juga bisa bermanfaat untuk pengungsi remaja hingga dewasa.

 

"Kami sangat bangga bekerja sama dengan Dompet Dhuafa. Karena kami telah banyak melihat komitmen pemberdayaan dan kebaikan jangka panjang secara luas yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa, salah satunya adalah program Institut Kemandirian dan RS Rumah Sehat Terpadu," ujar Thomas dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Jakarta, Kamis (8/3).

Direktur Program Dompet Dhuafa Sabeth Abilawa mengatakan, pihaknya telah menjalankan program-program terkait untuk menangani bantuan para pengungsi di Indonesia. Hal ini adalah pembuka gerbang kebaikan dan konsistensi sinergi dari Dompet Dhuafa.

"Ini akan menciptakan kemungkinan-kemungkinan manfaat baru bagi banyak pihak dalam jangka panjang. Tidak hanya pendidikan untuk anak-anak pengungsi, tetapi keterampilan yang memiliki benefit hingga tingkat dewasa," kata Sabeth.

Disela-sela rangkaian kegiatan tersebut, Tim Dompet Dhuafa dan UNHCR berkesempatan untuk mengunjungi dan mengikuti kegiatan belajar-mengajar bersama anak-anak pengungsi. Di antaranya terdapat Abdul (12 tahun) dari Somalia, Mustazam (12) dari Afghanistan, Sabrina (10) dari Rohingya, dan Ikram (8) dari Ethiopia. Teman-teman pengungsi mengaku senang dengan kesempatan belajar tersebut, ditambah suasana yang lebih ceria dengan permainan kecil disela-sela aktifitas pelajaran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement