Kamis 01 Mar 2018 13:58 WIB

Baznas Kota Bandung Salurkan Zakat Profesi dari ASN

Dana yang berhasil dikumpulkan dari 780 mustahik senilai Rp 1,01 miliar.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Gita Amanda
Target Penghimpunan Zakat Baznas. Petugas melayani muzaki membayarkan zakat di kantor palayanan Baznas, Jakarta. ilustrasi
Foto: Republika/ Wihdan
Target Penghimpunan Zakat Baznas. Petugas melayani muzaki membayarkan zakat di kantor palayanan Baznas, Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Bandung menyalurkan dana zakat kepada 780 mustahik senilai Rp 1,01 miliar di Masjid Al Ukhuwah Kota Bandung. Dana ini bersumber dari zakat profesi yang dikumpulkan dari para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkot Bandung.

Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas Kota Bandung, A Yusuf Abdul Kadir mengatakan ada empat program yang didanai melalui dana zakat yang dihimpun Baznas Kota Bandung. Keempatnya yaitu program Bandung Cerdas, Bandung Peduli, Bandung Makmur, dan Bandung Takwa.

Pada program Bandung Cerdas, Baznas memberikan bantuan pendidikan untuk 23 orang pelajar SMP, 64 orang pelajar SMA, dan 20 orang mahasiswa S1 dengan besaran dana yang beragam sesuai dengan kebutuhan. Dana tersebut untuk siswa-siswa yang memiliki tunggakan ke sekolahnya.

"Tapi, dana itu langsung kami berikan ke sekolah. Karena pernah suatu waktu kami berikan ke orangnya, ke sekolahnya tidak sampai. Maka kali ini kami langsung sampaikan ke sekolah," kata Yusuf dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (1/3).

Zakat juga diberikan untuk bantuan sosial warga miskin sejumlah 303 orang melalui program Bandung Peduli. Besaran dana yang diterima oleh mustahik masing-masing Rp 1 juta. Selain itu, Baznas juga memberikan dana kesehatan bagi yang tidak mampu membayar uang rumah sakit kepada 16 orang. Jumlahnya beragam, mulai dari Rp 750 ribu sampai Rp 4 juta.

Sementara itu, pada program Bandung Makmur, Baznas memberikan bantuan modal usaha kepada 306 orang sebesar masing-masing Rp 1 juta. Para mustahik itu telah mendapat verifikasi langsung dari tim Baznas.

"Ya, kalau Rp 1 juta kan yang tadinya tidak bekerja, bisa dijadikan modal berjualan sehingga bisa lebih menyejahterakan," ujarnya.

Dana zakat yang seluruhnya didapat dari penyaluran zakat profesi itu juga digunakan untuk memberikan insentif bagi 10 guru Madrasah Diniyyah Awaliyyah. Ada juga permohonan bantuan sarana dan prasarana fasilitas umum yang didanai melalui zakat.

Yusuf menjelaskan, selain mustahik yang mendapat dana zakat hari ini, masih ada ratusan permohonan dana zakat yang masuk ke kantor Baznas. Namun karena keterbatasan dana yang tersedia, ia terpaksa membaginya ke dalam beberapa termin.

"Kita membuka penerimaan proposal tanggal 1-10 tiap bulan. Tapi baru hari kedua sudah ada 1200 berkas permohonan yang masuk. Maka kami berencana untuk menutup dulu pendaftaran permohonan agar berkas yang masuk bisa kita bantu proses dulu," tuturnya.

Ia juga sedang menyiapkan dana zakat untuk para penyapu jalan dan Tim Gober yang setiap tahun memperoleh dana zakat dari pemerintah kota. Jumlahnya sekitar 14 ribu penerima.

Yusuf menyebutkan dana yang dibagikan hari ini merupakan hasil pengumpulan zakat profesi dari ASN di lingkungan Pemerintah Kota Bandung dan Kantor Kementerian Agama Kota Bandung. Angkanya cukup besar, berkisar antara Rp 1-2 miliar tiap bulan. Jumlah tersebut meningkat 4-5 kali lipat setelah terbitnya Surat Edaran Wali Kota Bandung untuk para ASN agar menyisihkan gajinya untuk zakat.

Kendati begitu, Yusuf percaya bahwa sesungguhnya perolehan zakat profesi bisa jauh lebih besar. Sebab profesi-profesi lain seperti dokter, arsitek, pelaku seni, dan pegawai swasta belum terkumpul zakatnya.

"Yang sekarang ini mungkin hanya 10 persen dari potensi zakat yang ada di Kota Bandung. Maka saya mengimbau kepada warga Bandung untuk membayarkan zakat. Karena dari dana zakat itu kita bisa membantu banyak orang," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement