Jumat 09 Feb 2018 15:20 WIB

Daya Mart, Strategi Dompet Dhuafa Berdayakan Masyarakat

Awal tahun ini Daya Mart telah membuka gerai pertama di Parung, Bogor.

Rep: Novita Intan/ Red: Agung Sasongko
Zona Madina Dompet Dhuafa
Foto: MGROL
Zona Madina Dompet Dhuafa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga filantropi Dompet Dhuafa menggagas program pemberdayaan masyarakat berbasis minimarket pertama di Indonesia pada bidang ritel yang diberi nama Daya Mart. Awal tahun ini Daya Mart telah membuka gerai pertama di Jabodetabek, yakni Daya Mart Parung. Dalam rencana hingga akhir tahun akan ada 10 Daya Mart beroperasi seluruh Jabodetabek.

Direktur Utama Food & Beverage Retail Business Agroindustry Dompet Dhuafa, Tektano G D Satrio mengatakan,  Dompet Dhuafa memfokuskan gerai Daya Mart di sekitar masjid sehingga bisa memberdayakan fungsi masjid. Seperti penempatan Daya Mart di Zona Madina merupakan model pemberdayaan masyarakat yang terintegrasi. Mulai dari program pendidikan, keagamaan hingga dalam hal bidang ekonomi.

"Sehingga bisa membentuk masyarakat yang berdaya berbasis potensi dan kearifan lokal," kata dia.

Dijelaskannya, dengan menjamurnya penggiat usaha mikro diharapkan dapat merangsang pertumbuhan pangsa pasar yang tinggi serta meningkatnya perekonomian di sektor mikro yang dapat menjadi jembatan tumbuh perputaran roda ekonomi di wilayah tersebut.

Saat ini pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak terlepas dari para penggiat ritel serta pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah yang menjadi kantung UMKM.

"Dengan tumbuhnya jaringan kemitraan Dayamart dengan kios atau warung sekitar melalui penguatan sistem usaha yang profesional dan modern untuk masyarakat sekitar,"ungkapnya.

Di sisi lain, konsep gerai Daya Mart memiliki dua sistem, yakni investasi murni dan program CSR perusahaan. Di mana, jika melalui investasi murni pola pembagian 80 persen keuntungan untuk para mustahik dan sebalinya melalui program CSR perusahaan sebesar 10 persen disalurkan mustahik.

"Satu gerai ini bisa menelan investasi 600 juta termasuk sewa gedung juga. Sudah banyak peminatnya, tapi kami utamakan di daerah masjid. Para pekerja juga dari masyarakt sekitar," ucapnya.

Soal pembeda dengan gerai ritel lainnya terletak pada memfasilitasi home industry untuk bisa memasarkan produknya. Sehingga diharapkan Daya Mart menjadi salah satu wadah memasarkan produk-prodok pelaku usaha mikro, baik masyarakat, komunitas hingga warung atau kios sekitar masjid.

"Kami akan memfasilitasi UMKM sekitar masjid, ada proses pendampingan juga, kami ajak sekitar 10-20 kios atau warung sekitar masjid. Sisi harga memberikan terbaik, banyak diskon juga, ungkapnya.

Pada tahun lalu, Daya Mart telah membuka enam gerai di Kota Padang, Sumatera Barat.  Daya Mart di Kota Padang sudah mampu membantu memandirkan masyarakarat miskin. Setidaknya, sudah ada 20 home industry yang tergabung dengan Daya Mart di Padang.

"Masyarakat sangat antusias peningkatan 20 persen keuntungan para pelaku industri mikro di Padang. Tidak ada perizinan sulit hanya produk yang dipasarkan memenuhi standar perizinan kemudian harus halal, kami tidak menjual rokok dan minuman alkohol disini," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement