Rabu 24 Jan 2018 14:52 WIB

BWI Ingin Mantapkan Wakaf Sebagai Instrumen Ekonomi

Wakaf bukan sekadar urusan ibadah, melainkan juga urusan ekonomi.

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
Badan Wakaf Indonesia (BWI) menyelenggarakan Rapat Kerja di Gedung Kebon Sirih, Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (24/1). Kegiatan ini akan berlangsung dua hari pada tanggal 24-25 Januari 2018.
Foto: Muhyiddin / Republika
Badan Wakaf Indonesia (BWI) menyelenggarakan Rapat Kerja di Gedung Kebon Sirih, Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (24/1). Kegiatan ini akan berlangsung dua hari pada tanggal 24-25 Januari 2018.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Badan Wakaf Indonesia (BWI) menyelenggarakan Rapat Kerja di Gedung Kebon Sirih, Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (24/1). Kegiatan ini akan berlangsung dua hari pada tanggal 24-25 Januari 2018.

Agenda rapat kerja dan seminar ini dibuka oleh Sekjen Kemenag Nur Syam yang mewakili Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Acara pembukaan kegiatan ini juga dihadiri Ketua Badan Pelaksana BWI, Prof Mohammad Nuh dan para anggota BWI lainnya .

Sekretaris BWI, Sarmidi Husna mengatakan, dipilihnya Bank Indonesia sebagai tempat acara sekaligus untuk menyampaikan pesan kepada publik bahwa wakaf bukan sekadar urusan ibadah, melainkan juga urusan ekonomi.

"Kita ingin wakaf semakin mantap menjadi lahan ibadah sedekah jariyah yang terus mengalir pahalanya, sekaligus sebagai instrumen ekonomi yang bisa memberdayakan dan menyejahterakan," ujar Sarmidi.

Selain itu, menurut Sarmidi, Bank Indonesia juga merupakan salah satu mitra strategis Badan Wakaf Indonesia untuk mendorong wakaf semakin terlihat kontribusinya dalam sektor ekonomi dan keuangan syariah nasional.

Kegiatan rapat kerja ini diharapkan menjadi titik tolak perkembangan wakaf di Indonesia meIaIui perencanaan program-program wakaf produktif yang dicanangkan dan dikembangkan oIeh BWI. "MeIaIui wakaf produktif dan wakaf uang serta penguatan kelembagaan BWI, diharapkan BWI dapat berperan aktif dalam pembangunan nasionaI dan peningkatan kesejahteraan umat," ucap Sarmidi.

Di tempat yang sama, Ketua BWI Mohammad Nuh dalam sambutannya mengingatkan bahwa dalam mengelola wakaf, ke depannya harus dilakukan secara adapatasi dan inovatif. Dengan demikian, wakaf bisa dimanfaatkan dengan maksimal untuk meningkatkan kesejahteraan.

"Saya juga ingatkan lagi segala sesuatu kalau gak ada inovasi dan adaptasi dari perkembangan zaman, dia gak akan maju-maju. Adaptasi itu bisa menyesuaikan dengan zaman, inovasi itu bisa memebuat terobosan-terobosan dalam bidang wakaf," kata Mantan Mendikbud ini.

Sementara, Sekjen Kemenag, Nur Syam yang membacakan sambutan Menteri Agama Lukman mengatakan bahwa pada prinsipnya semua aset wakaf sesuai ketentuan syariah harus terjaga keabadiannya dan kebermanfaatannya.

Menurut dia, Aset wakaf tentu harus diinvestasikan ke dalam sektor yang produktif yang menghasilkan keuntungan supaya memberi manfaat kepada umat, sedangkan modalnya tetap utuh.

"Investasi ekonomi wakaf oleh nazhir yang amanah akan lebih baik kalau bisa menghidupkan ekonomi riil dan memberi nilai manfaat untuk kemaslahatan umat," jelasnya.

Ia berharap, Raker BWI di bawah kepemimpinan Mohammad Nuh ini bisa menghasilkan program kerja umum dan program kerja tiap divisi yang akan dilaksanakan. Selain itu, ia juga berharap BWI juga mampu mengoordinasikan dan menyinergikan pelaksanaan tugas dalam setiap bagian organisasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement