Jumat 19 Jan 2018 10:39 WIB

Baznas akan Bentuk Kader Kesehatan Lokal di Asmat

Dengan Kader Kesehatan lokal diharapkan masyarakat Asmat bisa secara mandiri memenuhi kebutuhan kesehatan mereka.

Rep: Muhyiddin/ Red: Gita Amanda
Konfrensi Pers. Anggota Baznas Nana Mintarti Memberikan keterangan kepada media dalam  konfrensi pers di  Kantor Baznas, Jakarta, Kamis (18/1).
Foto: republika/Iman Firmansyah
Konfrensi Pers. Anggota Baznas Nana Mintarti Memberikan keterangan kepada media dalam konfrensi pers di Kantor Baznas, Jakarta, Kamis (18/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dengan munculnya Kejadian Luar Biasa (KLB) gizi buruk dan campak yang mengakibatkan puluhan anak meninggal, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) telah mengirimkan tim tahap pertama yang terdiri dari tim medis dan relawan ke Kabupaten Asmat, Papua, Kamis (18/1) malam. Selanjutnya Baznas berencana membentuk kader kesehatan lokal.

Tim awal tersebut akan meninjau situasi di lapangan untuk melaksanakan berbagai macam program bantuan. Sehingga Baznas dapat membantu mengatasi penyakit gizi buruk dan campak di wilayah Indonesia Timur ini.

 

Pimpinan Crisis Center Baznas, Dokter Meizi Fachrizal Achmad mengatakan setelah tim tahap awal meninjau situasi di lokasi selama sepekan, Baznas akan mengirimkan tim relawan lanjutan untuk menetap selama enam bulan. Dalam waktu selama itu, Baznas akan membuat program yang sifatnya berjangka pendek dan jangka panjang.

 

Dalam waktu jangka panjang, Baznas akan membentuk jaringan Kader Kesehatan yang terdiri dari warga lokal. Dengan begitu, warga Asmat secara jangka panjang dapat mandiri untuk kebutuhan kesehatan mereka sendiri. "Nanti Baznas akan memberikan pelatihan agar mereka dapat melakukan deteksi dini sehingga seperti KLB ini tidak langasung meledak seperti yang sekarang ini," ujarnya di Jakarta, Jumat (18/1).

 

Sementara, Anggota Baznas Nana Mintarti menjelaskan program dari Baznas tersebut memiliki target memperbaiki kesehatan suku Asmat dalam jangka panjang. Selain itu, kata dia, Baznas nantinya juga akan membangun 10 pos kesehatan yang terdiri dari satu pos induk dan sembilan pos keliling yang bisa menjangkau berbagai lokasi dengan cepat.

 

"Tim dokter dan paramedis berupaya melakukan recovery kesehatan di sana dengan membangun pos untuk enam bulan seperti Posyandu," katanya.

 

Kader kesehatan lokal yang dididik Baznas, lanjut dia, nantinya dapat ikut mencegah terjadinya kejadian serupa. Dengan begitu upaya deteksi dini terhadap penyakit dan KLB dapat dilakukan cepat, termasuk untuk penanganannya.

 

Jika KLB itu sudah ditangani, lanjut dia, Baznas akan berupaya membangun lumbung pangan bagi suku Asmat sehingga warga bisa mengakses makanan yang bergizi. Dalam berbagai macam upaya yang akan dilakukan selama enam itu, Baznas akan mengucurkan dana satu miliar rupiah.

 

Meski dana tergolong besar, tapi untuk jangka panjang tidak akan mencukupi untuk membangun kesehatan bagi suku Asmat. Sebab itu, Baznas mengajak pada masyarakat untuk mengalokasikan donasinya pada Baznas untuk membangun kesehatan yang lebih baik di Asmat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement