Senin 11 Dec 2017 15:44 WIB

Menilik Potensi Wakaf di Riau

Training Yuk Wakaf Dompet Dhuafa di Riau.
Foto: Dok. Dompet Dhuafa
Training Yuk Wakaf Dompet Dhuafa di Riau.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu permasalahan bangsa ini adalah permasalahan ekonomi. Islam sebagai rahmatan alamin menawarkan berbagai solusi untuk menyelesaikan masalah itu, salah satunya dengan wakaf. Wakaf bukanlah sesuatu hal yang sulit dilakukan.

Setiap muslim bisa berwakaf. Oleh karena itu Yuk Wakaf mengajak semua kalangan untuk bersama sama terlibat langsung untuk membangun kesadaran ummat untuk berwakaf di lembaga-lembaga wakaf di Indonesia.

Ustaz Ahmad Shonhaji sebagai praktisi wakaf produktif dan selaku founder gerakan #YukWakaf bersinergi dengan Dompet Dhuafa menggulirkan Training for Trainer (TfT) #YukWakaf. TfT merupakan salah satu program yg diikhtiarkan oleh gerakan #YukWakaf untuk melakukan kampanye edukatif kepada para relawan #YukWakaf guna bersama menggugah kesadaran masyarakat untuk berwakaf. Kegiatan tersebut dihelat pada hari Sabtu, 09 Desember 2017 bertempat di Hotel Pesona by Kyard dan diikuti oleh lebih dari 50 orang relawan.

Dalam sambutannya, Ali Bastoni selaku Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Riau menyampaikan kepada para peserta bahwa Riau merupakan daerah yang memiliki potensi wakaf besar, oleh karena itu gerakan Yuk Wakaf perlu sinergi dan pelibatan semua pihak baik akademisi, lembaga kemanusiaan, para Dai, tokoh masyarakat, dan pemerintah dalam mensyiarkan pentingnya wakaf produktif dalam membangun ekonomi ummat.

Overview gerakan #YukWakaf disampaikan oleh Bayu Candra Winata selaku Tim #YukWakaf. Dia mengatakan bahwa gerakan ini harus melibatkan banyak masyarakat dan relawan. Hal ini agar syiar wakaf mampu menjadi gerakan bersama dalam menggugah kesadaran kolektif pentingnya wakaf produktif dan bermanfaat untuk pembangunan ekonomi ummat.

Lebih jauh, Ustaz Shonhaji selaku Praktisi Wakaf Produktif menyampaikan bahwa kita harus bahagia melalui wakaf. Beliau menuturkan bahwa wakaf merupakan pahala yang mengalir abadi. Oleh karena itu, konsep pengelolaan wakaf harus produktif dan modern. Prinsipnya adalah "tahan pokoknya, alirkan hasilnya".

Salah satu contoh pengelolaan wakaf produktif antara lain Hotel Utsman bin Affan, yang pada mulanya adalah wakaf sumur yang dibeli dari orang yahudi pada zaman Rasulullah SAW. Jadi, wakaf jika dikelola dengan baik pengelolaan nya maka akan mensejahterakan ummat, tutur Shonhaji. Kita punya PR serius yg harus kita tunaikan di Indonesia berkaitan dengan potensi wakaf.

Potensi tanah wakaf besarnya mencapai 4,4 milyar m2. Dan itu belum produktif. Belum potensi wakaf uang, dan produk-produk wakaf yang lainnya. Peserta tidak hanya diajak memahami konsep tentang wakaf. Mereka juga diajak untuk berdiskusi tentang bagaimana mengelola wakaf agar produktif.

Bobby P Manulang selaku Tim Penghimpunan Wakaf Dompet Dhuafa menjelaskan tentang best practice dompet dhuafa dalam mengelola wakaf secara produktif. Dari pengelolaan wakaf produktif di bidang pertanian, kebun, property, rumah sakit, sampai pendidikan. Aset wakaf tidak boleh mangkrak, harus dikelola produktifkan agar semakin banyak memberi manfaat bagi ummat, kata Bobby.

Selain pencerdasan dan pencerahan berkenaan tentang wakaf produktif, peserta juga diajak untuk melakukan simulasi TfT #YukWakaf, dimana para peserta mempraktekkan kampanye wakaf kepada masyarakat nantinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement