Sabtu 18 Nov 2017 01:03 WIB

Baznas jadi Mitra Program Pembangunan PBB untuk SDGs

Rep: Fuji E Permana/ Red: Gita Amanda
 Wakil Ketua BAZNAS Zainulbahar Noor (kiri) didampingi Direktur Amil Zakat Nasional BAZNAS Moh Arifin Purwakananta.
Foto: Republika/Darmawan
Wakil Ketua BAZNAS Zainulbahar Noor (kiri) didampingi Direktur Amil Zakat Nasional BAZNAS Moh Arifin Purwakananta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) semakin memantapkan reputasi di dunia Internasional melalui optimalisasi kerja sama dengan program pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nation for Development Program (UNDP). Baznas kini resmi menjadi mitra UNDP untuk pengembangan tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan yang disebut Sustainable Development Goals (SDGs).

Beberapa pekan lalu Baznas diundang ke Kantor UNDP di Markas PBB, New York, Amerika Serikat (AS). Kini dua lembaga tersebut menandatangani Letter of Intent (LoI) Baznas-UNDP untuk pendirian Laboratorium Innovative Financing for SDGs di Jakarta pada Jumat (17/11).

Wakil Ketua Baznas, Zainulbahar mewakili Baznas menandatangani naskah LoI bersama Direktur Wilayah UNDP Indonesia, Christophe Bauhet. Penandatanganan tersebut disaksikan Asisten Sekjen PBB yang juga Direktur Regional Asia Pasifik UNDP, Haoliang Xu.

"Letter of Intent terkait kerja sama membangun Laboratorium Finansial dan Pendanaan Inovatif Islam untuk SDGs atau Islamic Innovative Funding and Financing Lab for SDGs," kata Zainulbahar Noor kepada Republika.co.id melalui keterangan tertulis, Jumat (17/11).

Menurut Zainulbahar, implementasi LoI akan dilaksanakan oleh komite yang akan ditunjuk kedua belah pihak yang mewakili masing-masing organisasi. Pembiayaan inovatif untuk SDGs berasal dari dana zakat dan wakaf umat Islam Indonesia yang dikumpulkan melalui mekanisme penyiapan yang tepat oleh kedua belah pihak.

"Ini tentu disesuaikan dengan persyaratan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara kita," ujarnya.

Ia menyampaikan, Laboratorium Innovative Financing for SDGs akan melakukan penelitian, survei dan studi yang berkaitan dengan pendanaan inovatif untuk SDGs. Kegiatan ini akan dibiayai berdasarkan kesepakatan bersama kedua belah pihak.

Zainulbahar menambahkan, ini merupakan kesempatan bagi Baznas untuk mewujudkan visi menjadi lembaga pengelola zakat terbaik di dunia yang dirintis melalui program-program SDGs. Sehingga PBB memberikan dukungan terhadap pembangunan lab pembiayaan inovatif yang diluncurkan Baznas dan UNDP Indonesia.

"Karena Baznas dianggap memiliki manajemen keuangan Islam yang baik," ujarnya.

Zainulbahar menegaskan, dalam kerja sama ini, terkait penghimpunan dan penyaluran, Baznas sangat ketat memastikan dana-dana zakat diperuntukkan bagi delapan asnaf seperti perintah Allah SWT dalam Surat At-Taubah Ayat 60. Hal ini perlu diberi penekanan, karena sebagai lembaga Internasional di lingkungan PBB seperti UNDP juga melakukan pembiayaan melalui sumber dana mereka yang belum tentu dapat diterima menurut syariat Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement