Jumat 29 Sep 2017 18:51 WIB

BMH Peduli Anak Pengungsi Erupsi Gunung Agung

 Tim BMH saat pertama kali tiba di lokasi erupsi Gunung Agung Bali langsung mendirikan posko (foto atas), suasana pengungsi erupsi Gunung Agung di siang hari (foto bawah).
Foto: Dok BMH
Tim BMH saat pertama kali tiba di lokasi erupsi Gunung Agung Bali langsung mendirikan posko (foto atas), suasana pengungsi erupsi Gunung Agung di siang hari (foto bawah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Sebagai lembaga kemanusiaan berskala nasional, Baitul Maal Hidayatullah (BMH)  terus hadir dan berkontribusi dalam berbagai persoalan yang terjadi baik di dalam maupun luar negeri. Begitu pula dalam mengantisipasi  erupsi Gunung Agung di Bali.

"Di lokasi sudah ada tim yang siap membantu pengungsi mengantisipasi erupsi Gunung Agung. Setidaknya sudah ada 30 personil yang merupakan gabungan dari berbagai elemen Hidayatullah," ujar  Direktur Program dan Pendayagunaan BMH Pusat, Dede HB dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (29/9).

Dalam program ini, direncanakan BMH akan mengerahkan sedikitnya tiga ambulans dan menyediakan beragam kebutuhan pengungsi, mulai dari stok untuk dapur umum hingga keperluan kesehatan dan keseharian lainnya.

"Untuk program jangka pendek, lebih kepada logistik. Nanti jika dalam perkembangan erupsi terjadi atau upaya pengamanan ini memakan waktu agak panjang, direncanakan BMH akan menyediakan sekolah darurat, sehingga anak-anak pengungsi tetap bisa memanfaatkan waktunya untuk menuntut ilmu," urai Dede.

 

Sejauh ini BMH telah mendirikan 4 posko di Bali. Posko 1 ada di Desa Buitan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karang Asem, Bali. Total pengungsi berjumlah 538 orang.

Posko 2 berada di Desa Denpasar, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar dengan jumlah pengungsi 60 orang.

Posko 3 terletak di Dusun Kampung Islam Kepawon, Kecamatan Denpasar, Kota Denpasar, dengan jumlah pengungsi 76 orang.

Terakhir, posko 4 berada di Dusun Bukit Tabuan, Kecamatan Karang Asem, Kabupaten Karang Asem, Bali dengan pengungsi sejumlah 200 orang.

"Semua lokasi Posko, berjarak sekitar 20 km dari lokasi gunung, juga terhalang bukit.  Insya Allah, kita berharap ini aman dari dampak bencana Gunung Agung," terang Dede.

Sejauh ini BMH telah memberikan bantuan  makanan di lokasi-lokasi Posko pengunsi tersebut, sejak status Gunung Agung level awas (22 September 2017) lalu.

 

Untuk memberikan kekuatan spritiual, BMH juga melakukan pembinaan rutin. Pembinaan itu diberikan dua kali setiap hari,  pagi ba'da Subuh dan malam bada Maghrib atau Isya. Pemberi materi adalah  tim Dai dan Daiyah Tangguh BMH. Mereka tampil secara  terjadwal.

"BMH juga memberikan  bantuan beasiswa anak pengungsi Gunung Agung, yaitu anak-anak pengungsi usia sekolah disekolahkan di sekolah-sekolah milik Hidayatullah secara gratis," pungkas Dede.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement