Kamis 16 Mar 2017 01:45 WIB

Muhammadiyah Harap Bantuan untuk Korban Kelaparan Dipermudah

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang pengungsi kekeringan di Somalia membawa anaknyan yang menderita kekurangan gizi di RS Banadir, Mogadishu, Somalia.
Foto: Feisal Omar/Reuters
Seorang pengungsi kekeringan di Somalia membawa anaknyan yang menderita kekurangan gizi di RS Banadir, Mogadishu, Somalia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah bantuan kemanusiaan dari Indonesia untuk korban kelaparan akut di Kenya dan Somalia mengalami kesulitan untuk masuk ke daerah terdampak. Sulitnya bantuan masuk dikarenakan faktor keamanan yang tidak terjamin.

Ketua Bidang Ekonomi, Kewirausahaan dan UMKM PP Muhammadiyah, Anwar Abbas semua pihak yang berkonflik segera menghentikan pertikaian. Sebab, Anwar menilai situasi tersebut membuat bantuan kemanusiaan terhambat.

“Salah satu sebab susahnya bantuan untk masuk ke daerah bencana karena adanya konflik-konflik kemanusiaan di daerah tersebut,” ujar Anwar kepada Republika.co.id, (15/3).

Dengan terjaminnya keamanan di daerah terdampak kelaparan, kata Anwar, bantuan akan lancar sampai ke tujuan. Bantuan sangat dibutuhkan cepat oleh mereka yang terdampak kelaparan.

Seperti diketahui, beberapa lembaga dari Indonesia menyalurkan bantuan kemanusiaan seperti PKPU, Dompet Dhuafa dan ACT. Pemerintah Indonesia juga akan segera memberikan bantuan kemanusiaan meskipun hingga kini belum ada perencanaan yang jelas.

Empat negara yaitu Somalia, Nigeria, Sudan Selatan dan Yaman mengalami kelaparan akut. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memproyeksikan lebih dari 20 juta orang dari keempat negara tersebut mengalami kelaparan akut. Sekitar 1,4 juta anak dibawah umur menghadapi risiko kematian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement